Jika Asteroid Jatuh ke Bumi, Ilmuwan: Demi Tuhan, Jangan Dilihat

Asteroid melewati Bumi.
Sumber :
  • Discover Magazine

VIVA – Direktur Institut Teknologi dan Industri Luar Angkasa Alan Duffy mengingatkan bahaya yang dialami manusia apabila mencoba menatap asteroid atau meteor saat jatuh menuju Bumi.

BMKG: Kalimantan Diguncang Tujuh Kali Gempa pada 29 Maret-4 April 2024

Ia pun merekomendasikan untuk tidak melakukan hal itu kendati memiliki rasa penasaran yang tinggi.

"Saran terbaik adalah jangan melihatnya. Demi Tuhan. Mungkin akan sulit untuk tidak menatapnya. Yang jelas, nih, cahaya silau dari benda-benda luar angkasa itu saat terbakar di atmosfer sangat berbahaya. Retina mata Anda bisa rusak," kata dia, seperti dikutip dari situs Dailystar, Minggu, 28 November 2021.

Samudra Tersembunyi Ditemukan di Perut Bumi, Tiga Kali Lebih Besar dari Lautan Biasa

Duffy memberi contoh apa yang terjadi di Chelyabinsk, Rusia, di mana batu luar angkasa besar terakhir yang masuk ke Bumi adalah meteor yang terbakar di langit negara itu pada Februari 2013.

Cahaya dari meteor itu sedikit lebih terang dari Matahari dan terlihat hingga 100 kilometer.

Bukan Kecoa, Ini Hewan yang Paling Tangguh di Bumi

"Itulah sebenarnya yang menyebabkan terjadinya banyak cedera di Chelyabinsk. Orang-orang bertindak tidak masuk akal dengan melihat bola api besar yang menyala di langit, yang kecerahannya pada dasarnya seperti Matahari ketika akhirnya meletus. Ini pula yang menyebabkan banyak kerusakan retina mata," jelasnya.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA kini telah memulai misi yang dapat mencegah situasi serupa dengan peristiwa Chelyabinsk.

Mereka pun baru saja meluncurkan misi Double Asteroid Redirection Test (DART) pada Rabu, 24 November kemarin, untuk membelokkan Asteroid Dimorphos agar tidak menghantam Bumi.

Namun, Duffy mengatakan seharusnya tidak ada kekhawatiran besar tentang batu luar angkasa raksasa yang menabrak Bumi.

"Asteroid adalah masalah, seperti ukuran milik Dimorphos sekitar 160 meter. Itu dikenal sebagai pembunuh kota yang pada dasarnya bisa menghancurkan seluruh wilayah Metropolitan," papar dia.

Hal-hal seperti itu, ungkap Duffy, akan menghantam Bumi setiap 1.000 atau 2.000 tahun sekali.

"Jadi, ini bukan peristiwa yang sangat langka menurut standard geologi, tetapi mungkin bukan sesuatu yang akan kita khawatirkan,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya