Ilmuwan Kembangkan Robot yang Bisa Bereproduksi

Ilustrasi laboratorium.
Sumber :
  • Freepik/pressfoto

VIVA – Ilmuwan Amerika Serikat yang menciptakan robot hidup pertama, Xenobot, mengatakan bahwa kreasinya kini dapat bereproduksi. Itu dibangun dari sel induk dari katak cakar Afrika (Xenopus laevis) dan memiliki lebar kurang dari satu milimeter (0,04 inci).

Daftar 10 Kampus Terbaik Indonesia 2024 Versi SIR, Bisa Jadi Panduan Calon Mahasiswa Baru

Gumpalan-gumpalan kecil itu pertama kali diperkenalkan pada tahun 2020 setelah eksperimen menunjukkan bahwa mereka dapat bergerak, bekerja sama dalam kelompok, dan menyembuhkan diri sendiri.

Kini para ilmuwan yang mengembangkannya di University of Vermont, Tufts University, dan Wyss Institute for Biologically Inspired Engineering di Universitas Harvard mengatakan bahwa mereka telah menemukan bentuk reproduksi biologis yang benar-benar berbeda dari hewan dan tumbuhan.

UIN Jakarta Masuk dalam Daftar Universitas Terbaik Dunia pada QS World University Ranking 2024

"Saya terkejut. Katak memiliki cara bereproduksinya sendiri. Tapi ketika Anda membebaskan sel-sel dari sisa embrio dan Anda memberi mereka kesempatan untuk mencari tahu bagaimana berada di lingkungan baru, mereka tidak hanya menemukan cara baru untuk bergerak, tetapi juga cara baru untuk bereproduksi," kata Michael Levin.

Xenobots, robot yang diklaim bisa bereproduksi

Photo :
  • Dok: Xenobots
Mengintip 7 Fakta Menarik Prodi Manajemen Universitas Atma Jaya

Induk Xenobot berbentuk C. Mengumpulkan dan menumpuk sel induk menjadi tumpukan membuat mereka bisa mendapatkan keturunan, mengutip dari situs Sciencenews, Minggu 5 Desember 2021.

Sel induk hidup dari embrio katak itu dibiarkan mengeram. Tidak ada manipulasi gen yang terlibat. Xenobot awalnya berbentuk bola dan terbuat dari sekitar 3.000 sel yang dapat mereplikasi. Tapi itu jarang terjadi dan hanya dalam keadaan tertentu.

Dia menggunakan replikasi kinetik, sebuah proses yang terjadi pada tingkat molekuler tetapi belum pernah diamati sebelumnya pada skala sel atau organisme utuh, menurut penulis utama studi, Josh Bongard.

Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), para peneliti kemudian menguji miliaran bentuk tubuh untuk mengetahui keefektifan Xenobot dalam bereproduksi. Superkomputer kemudian muncul dengan bentuk C.

Ilmuwan menemukan bahwa ia mampu 'melahirkan' sel induk kecil dalam cawan petri, mengumpulkan ratusan bakal anak di dalam mulutnya, dan beberapa hari kemudian bundel sel tersebut menjadi xenobot baru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya