Data Center Urat Nadi Internet Indonesia

Data center.
Sumber :
  • CoMETA SpA

VIVA – Pandemi COVID-19 diakui telah mendorong transformasi hampir semua industri ke arah digital. Tak hanya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tapi juga institusi pemerintahan sampai perusahaan besar telah beralih ke teknologi digital.

Menkominfo ingin Data Center Indonesia Mendunia

Belum lagi tren Internet of Things (IoT) yang semakin meluas sehingga dibutuhkan infrastruktur yang aman dan bisa diandalkan.

Data pemerintah menyebut jika pada 2021 sudah ada 11 juta UMKM digital di Indonesia dengan target sebanyak 30 juta UMKM yang akan onboarding secara digital di 2024.

Data Center Ini Ngakunya Paling Hemat Energi se-Jakarta

Belum lagi institusi pemerintahan yang mulai memindahkan layanannya ke dalam aplikasi, atau perusahaan besar yang mulai terbiasa menerapkan sistem kerja remote.

Untuk IoT di Indonesia, menurut data Asioti akan ada 400 juta sensor perangkat IoT yang digunakan sampai 2022. Dari semua perkembangan ini, koneksi jaringan akan semakin besar dan data center pun menjadi hal yang esensial.

'Membaca Nasib' Data Center di Indonesia

Data center harus bisa diandalkan dan tak boleh sampai bermasalah, apalagi dalam waktu lama, atau yang paling fatal adalah terjadinya kebakaran di data center.

Sontak, semua industri yang mengandalkan data center akan lumpuh total, bisnis mati dan kerugian perusahaan akan menggunung, yang berimbas pada citra perusahaan.

"Data center menjadi urat nadi internet, termasuk di Indonesia. Apalagi yang terhubung dengan Indonesia Internet Exchange. Kita belajar banyak dari kebakaran data center yang terjadi baru-baru ini. Gedung tersebut memang tidak didesain untuk penempatan data center, terlebih untuk mengantisipasi bencana," ungkap Direktur ICT Institute, Heru Sutadi, Senin, 27 Desember 2021.

Intinya, kata dia, sebuah data center harus kuat menghadapi segala macam bencana agar bisnis bisa terus berjalan.

Oleh karena itu, data center harus mematuhi standard internasional yang penempatannya bersifat khusus atau tidak sembarangan, termasuk juga memperhatikan sisi catu daya, tahan gempa dan kebakaran, serta jaminan kemampuan untuk beroperasi selama 24/7.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono, menjelaskan beberapa standard yang harus dipatuhi oleh para pemilik data center di antaranya adalah suppression system untuk ruang server dan data center harus memenuhi kualitas aman di udara.

Aturan ini ada dalam dokumen NFPA 75 Standard for Protection of Information Technology. "Untuk proteksi kebakaran di data center ada dua jenis, yakni pasif dan aktif," kata dia.

Sisi pasif maksudnya mencakup desain arsitektur dan instalasi material, sedangkan sisi aktif mencakup sistem deteksi kebakaran, pencegah kebakaran, dan penyiram api.

Untuk sistem deteksi aktif bisa menggunakan Very Early Smoke Detection Apparatus (VESDA) yang berfungsi mendeteksi asap pada tahap yang sangat awal dan memperingatkan pengguna.

Selain itu, lanjut Bogi, pemilihan lokasi data center juga penting. Menurutnya, yang harus dipertimbangkan dan dievaluasi adalah assessment potensi bencana, sampai proximity to public area.

Bukan hanya area atau lahan, pembangunan gedung data center harus mempertimbangkan aspek teknis floor loading, kekuatan dinding untuk menghadapi bahaya dari luar.

"Sejalan dengan tingginya kebutuhan internet dan produk digital masyarakat di Indonesia, kami terdorong untuk mengakomodasi terbentuknya ekosistem digital. Salah satunya melalui ekosistem data center dan edge, di mana Neucentrix merupakan bagian dari ekosistem tersebut," paparnya.

NeuCentrIX telah bersertifikat ANSI/TIA-942, sehingga pusat data NeuCentrIX telah memenuhi standard NFPA 75 untuk proteksi kebakaran.

Sertifikasi Desain ANSI/TIA-942 Tier 3 yang dimiliki NeuCentIX didapat langsung dari Telecommunications Industry Association (TIA) sebagai karakteristik penting data center yang bisa diandalkan.

Hal ini pun membuat Telkom wajib menerapkan standard yang berlaku secara global, termasuk mengantisipasi kebakaran. Hingga kini, data center Neucentrix telah tersebar di 16 kota di seluruh Indonesia dan akan bertambah seiring dengan kebutuhan.

Data Center yang termasuk tier 3 tersebar di tiga wilayah Jawa dan luar Pulau Jawa, yakni Batam Center, Jakarta Karet, dan Meruya. Adapun total data center yang dimiliki Telkom saat ini ada 26, yang terdiri dari 5 data center internasional, 18 Neucentrix, serta 3 data center tier 3 dan 4.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya