Pakar: Data Bocor Cuma Ketawa-ketawa Saja

Gedung Bank Indonesia.
Sumber :
  • Dok. VIVA.co.id

VIVA – Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan menjadi hal yang menyedihkan ketika Bank Indonesia (BI) diserang ransomware Conti di mana banyak data yang bocor.

PT BMI Ajukan PK Kasus Sengketa Lahan ke MA, Minta Eksekusi Ditunda

Dalam acara 'Forum Kebijakan Online Asia-Pasifik IV Kaspersky', ia mengatakan kebocoran data di Tanah Air akan terus terjadi jika tidak ada ketegasan dari pemerintah.

"Ini masalah besar di Indonesia karena belum ada peraturan perlindungan data. Mereka yang mengalami kebocoran data cuma ketawa-ketawa saja karena memang tidak ada hukuman buat mereka," tegas Pratama, dalam konferensi pers virtual, Kamis malam, 20 Januari 2022.

Rupiah Amblas ke Rp 16.200 per dolar AS, Gubernur BI Lakukan Intervensi

Jika dibandingkan dengan Singapura dan Korea Selatan, ada hukuman berupa penalti atau penjara untuk perusahaan yang melanggar perlindungan data.

Namun, Indonesia masih sulit untuk memiliki regulasi tersebut karena belum ada komunikasi yang baik antara pemerintah dengan parlemen (DPR).

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Setiap perusahaan, baik swasta maupun publik di Indonesia, belum melakukan upaya ketahanan siber yang maksimum.

Menurut Pratama, mereka banyak membuat aplikasi atau sistem yang mahal, namun tidak memikirkan keamanan dari sistem tersebut.

"Beberapa kasus peretasan terjadi bukan karena peretasnya (hacker) yang pintar tapi karena sistemnya yang sangat lemah. Contohnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di mana anak SMP saja bisa mengambil data," jelas Pratama.

Terlebih ketika pandemi COVID-19 masih belum berakhir yang membuat hampir semua orang harus bekerja dari rumah.

Beberapa administrator tidak tahu bagaimana membuat konfigurasi yang tepat untuk sistem mereka, sehingga hacker bebas mengakses sistem dari luar menyerang ke sistem yang paling lemah dari sistem organisasi.

Oleh sebab itu, ia memprediksi serangan siber akan semakin banyak di masa depan.

Sebelumnya, akun Twitter @darktracer_int mengungkap bahwa Bank Indonesia masuk dalam barisan korban ransomware Conti. Hal ini juga sudah dikonfirmasi Bank Indonesia yang mengatakan bahwa jaringan perusahaan telah disusupi virus jahat.

Banyak pakar keamanan siber percaya bahwa operator Conti berasal dari Rusia. Conti adalah alat ransomware canggih yang menggunakan enkripsi unik untuk mengidentifikasi dan mengenkripsi file dengan sangat cepat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya