Gunung Es Raksasa Makin Menciut

Gunung Es A68.
Sumber :
  • Post Online Media

VIVA – Gunung Es A68 meleleh secara signifikan dengan melepaskan 152 miliar ton air tawar ke laut di sekitar Georgia Selatan. Mencairnya gunung es raksasa itu terlihat dari gambar satelit selama periode tiga bulan pada 2020/2021.

Keran Impor Beras Dibuka, Pengamat Sebut Fenomena Puncak Gunung Es

Jumlah air yang dikeluarkan setara dengan 20 kali jumlah air di Loch Ness atau 61 juta kolam renang ukuran olimpiade.

Gunung Es A-68 merupakan yang terbesar dari jenisnya ketika terbentuk yang membentang 5.719 kilometer persegi. Artinya, gunung tersebut tercatat sebagai gunung es terbesar keenam.

Kabar Buruk Datang dari Benua Antartika

Pada Natal 2020, Gunung Es A68 bergerak di dekat pulau Georgia Selatan, meningkatkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat merusak ekosistem pulau.

Temuan mengungkapkan bahwa gunung es raksasa itu sudah menciut untuk menghindari kerusakan dasar laut di sekitar Georgia Selatan.

Gunung Es yang Lebih Besar dari Pulau Bali Mencair

Namun, efek samping dari pencairan itu adalah gunung es melepaskan sejumlah besar air tawar di dekat pulau.

Para peneliti memperingatkan jika hal ini menciptakan gangguan yang dapat berdampak besar pada habitat laut pulau tersebut, mengutip dari situs Express, Selasa, 25 Januari 2022.

Peneliti CPOM (Centre for Polar Observation and Modelling) dari Universitas Leeds di Inggris, Anne Braakmann-Folgmann, mengatakan ini adalah jumlah air lelehan yang sangat besar dan hal berikutnya yang ingin ia pelajari adalah apakah itu berdampak positif atau negatif pada ekosistem di sekitar Georgia Selatan.

"Karena Gunung Es A-68 mengambil rute yang sama melintasi Drake Passage. Kami berharap bisa mempelajari lebih lanjut tentang gunung es raksasa yang mengambil lintasan serupa dan bagaimana mereka mempengaruhi lautan kutub," ungkap Anne.

Pemanasan global membuat gunung es mencair dengan cepat yang menyebabkan permukaan laut global naik secara bertahap. Hal ini membuat banyak kota berpenduduk dan tempat wisata berisiko tenggelam pada 2030.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya