Amerika Mau Patroli di Bulan

Amerika Serikat (AS) mau patroli di Bulan.
Sumber :
  • America Magazine

VIVA – Laboratorium Penelitian Angkatan Udara Amerika Serikat (AFRL) mengungkapkan jika US Space Force atau Angkatan Antariksa, berencana untuk patroli di Bulan.

Hubungan Israel-Arab Saudi Alot, Menlu AS Temui Pangeran MBS

Rencana ini termasuk memperluas perilaku bertanggung jawab di luar orbit geostasioner dengan bantuan satelit baru yang disebut Cislunar Highway Patrol System (CHPS).

Jika berhasil dilakukan maka ini adalah aksi patroli Bulan yang direncanakan militer untuk diluncurkan ke ruang cislunar – area luas di sekitar Bumi yang membentang melewati orbit Bulan, seperti dikutip dari laman Space, Senin, 7 Maret 2022.

AS Kirim 25 Ribu Makanan Siap Saji ke Jalur Gaza Melalui Udara

"Hingga saat ini misi luar angkasa membentang sejauh 35.400 kilometer di atas Bumi. AFRL ingin memperluas jangkauannya sebanyak 10 kali dan wilayah operasi sebanyak 1.000 kali. Kami ingin membawa jangkauan ke sisi jauh Bulan ke ruang cislunar," kata narator di dalam video tersebut.

Video AFRL juga menunjukkan upaya lembaga seperti NASA untuk kembali ke Bulan dan tujuan antarplanet lainnya sebagai bagian dari dorongan untuk memperluas jangkauan pengawasan militer ke ruang cislunar.

Gandeng IEP, Kemenag Buka Peluang Sinergi dengan Perguruan Tinggi Amerika

Video ini menyatakan bahwa misi ke Bulan dan sekitarnya akan meningkatkan lalu lintas ruang angkasa berkali-kali selama beberapa dekade mendatang.

"Angkatan Antariksa AS (US Space Force) akan memastikan pengembangan ruang angkasa yang damai, menjaga misi kami aman dan terjamin di perbatasan yang jauh ini," kata video itu.

Penggunaan ruang angkasa yang bertanggung jawab akan menghindari insiden tabrakan, logistik di orbit, komunikasi, navigasi, dan manuver. Semua ini penting bagi Amerika Serikat. Mulai dari perdagangan luar angkasa, sains, hingga eksplorasi sekutu.

Menanggapi hal ini, Program Director for Secure World Foundation, Brian Weeden menyebut, apa yang dilakukan AS adalah ingin mengetahui apa yang terjadi di ruang angkasa dan kemudian mengidentifikasi potensi ancaman terhadap seluruh aktivitasnya.

"Ini langkah pertamanya (Amerika Serikat). Tapi saya tidak bisa berpikir penyelidikan akan digunakan untuk menanggapi ancaman di luar angkasa melainkan untuk tujuan pengamatan," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya