Ancaman Dunia Maya Kian Masif, Perusahaan Butuh Penangkal

Serangan siber.
Sumber :
  • www.pixabay.com/bykst

VIVA – Di era digital seperti sekarang ini, seluruh perusahaan dituntut melakukan transformasi digital. Proses ini makin dipercepat dengan adanya pandemi COVID-19 yang telah mengakselerasi seluruh sektor untuk segera bertransformasi.

PT BMI Ajukan PK Kasus Sengketa Lahan ke MA, Minta Eksekusi Ditunda

Deputy EVP Enterprise Service Division Telkom Indonesia, Azis Sidqi mengatakan, salah satu proses transformasi yang sangat dibutuhkan oleh seluruh perusahaan saat ini adalah melakukan modernisasi platform. Tujuannya agar perusahaan semakin memiliki daya saing sehingga akan meningkatkan performa bisnis.

"Modernisasi platform penting dilakukan mengingat ancaman dunia maya sungguh luar biasa sehingga perusahaan membutuhkan jaringan dan keamanan yang terintegrasi, baik kantor pusat, cabang di lokasi manapun sehingga internet bisa diakses di mana pun dan kapan pun," kata dia, dalam konferensi pers virtual, Jumat, 18 Maret 2022.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Azis juga memaparkan bahwa untuk mengakomodasi kebutuhan di era digital dan membuat perusahaan semakin dinamis diperlukan teknologi mumpuni yang mampu mendukung modernisasi platform.

Salah satunya teknologi SD-WAN (Software-Defined Wide Area Network) yang memiliki solusi jaringan yang lincah, fleksibel, terukur, konsisten, dan aman dalam operasionalnya.

5 Negara dengan Perusahaan Domestik Terbanyak di Dunia, Cina Paling Unggul

“Teknologi SD-WAN juga memudahkan, menyederhanakan pengelolaan konektivitas jarak jauh melalui aplikasi real-time dengan biaya yang lebih efisien," ujarnya.

Transformasi digital perusahaan.

Photo :
  • Pixabay

Tingginya kebutuhan akan modernisasi platform telah diprediksi oleh IDC. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya ancaman di dunia maya dan kebutuhan akan fungsionalitas baru.

IDC memperkirakan, hingga 65 persen organisasi akan secara agresif memodernisasi sistem lama mereka dengan melakukan investasi platform teknologi baru yang lebih ekstensif hingga 2023.

Satu dari tiga perusahaan akan menghasilkan lebih dari 30 persen pendapatan mereka dari produk dan layanan digital pada tahun depan.

“Sekitar 90 persen perusahaan Indonesia mengharapkan setidaknya memiliki pengeluaran IT yang sama dengan tahun lalu, di mana sebagian besar pengeluaran teknologi difokuskan pada cloud, analytics, security and productivity / communication apps, serta connectivity solution,” ungkap Country Manager IDC Indonesia, Mevira Munindra.

Prediksi IDC lainnya bahwa tahun ini ekonomi digital akan menjadi arus utama. Setidaknya, 65 persen PDB Asia Pasifik berasal dari produk dan layanan digital. Hal ini memperlihatkan bahwa ada titik terang pemulihan (recovery horizons) di tengah pandemi yang masih berlangsung, khususnya dalam sektor ekonomi.

Ilustrasi SDM unggul dalam penguasaan digital

Photo :
  • Dok. PrivyID

Berdasarkan data IDC Black Book 2021, belanja ICT perusahaan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp123 triliun pada 2022, tumbuh 6,8 persen dibandingkan 2021.

Selain itu, diperkirakan juga dalam 5 tahun ke depan, pasar ICT akan tumbuh sebesar 9,2 persen (CAGR 2020-2025) atau mencapai Rp159 triliun, yang didorong oleh Services dan Software sejalan dengan transformasi digital.

Sementara itu, Direktur Utama Digiserve, Ahmad Hartono, menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelaku industri melalui penyediaan layanan IT services terkait termasuk layanan SD-WAN.

Komitmen ini dibuktikan dengan keunggulan SDM Digiserve – yang merupakan anak usaha Telkom Indonesia – di mana saat ini telah memiliki 205 sertifikasi internasional, sehingga mendukung kualitas portfolio bisnis dan layanan Digiserve. SDM yang mumpuni ini untuk mengakomodasi pasar enterprise yang terus tumbuh.

"Pertumbuhan pasar ini sejalan dengan semakin masifnya proses transformasi digital di Indonesia. Perusahaan di Indonesia juga akan semakin agresif dengan implementasi digital connected ecosystem. Ini juga sejalan dengan salah satu strategi Telkom Group dalam meningkatkan dan memodernisasi layanan connectivity," papar Hartono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya