3 Faktor Penting 'Smart Living'

Konsep smart living.
Sumber :
  • Schneider Electric

VIVA – Studi yang dirilis oleh Statista memperkirakan pendapatan pasar smart home di Indonesia dapat mencapai hingga US$695,5 juta (sekitar Rp10 triliun) pada 2025.

Pemanfaatan Teknologi Smart Home Jadi Solusi Praktis Menjelang Libur Lebaran

Potensi pasar yang besar tersebut perlu dibarengi dengan mempersiapkan para arsitek dan kontraktor pengetahuan dan keahlian terkait arsitektur smart home.

Hal terpenting bagi konsep hunian pintar adalah dapat meningkatkan kualitas hidup penghuninya serta berdampak positif terhadap lingkungan.

Demi Pasar, Hotel Kapsul Berbasis IoT di Jakarta Ganti Nama

Pemanfaatan teknologi digital di sektor properti, mulai dari gedung komersial, apartemen, hingga perumahan terus meningkat. Tidak sedikit pula pengembang properti yang menawarkan konsep smart living sebagai nilai jual.

Akses dan kualitas jaringan internet yang semakin baik, ketersediaan produk rumah tangga yang sudah dilengkapi dengan internet of things (IoT), dan konsumen yang terampil dalam penggunaan tekonologi menjadi pendorong meningkatnya minat terhadap konsep hunian pintar.

Butuh Perjuangan untuk Mentransformasi Budaya ke Digitalisasi

“Perlu diketahui bahwa 34 persen emisi karbon dunia dihasilkan dari sektor residensial. Dengan teknologi digital, kita dapat membuat rumah menjadi lebih cerdas, efisien, dan mandiri. Di Schneider Electric, kami menyebutnya dengan istilah sustainable smart home of the future,” kata Distribution Channel and Residential VP Schneider Electric Indonesia and Timor Leste M Farhan Lucky, Selasa, 29 Maret 2022.

Untuk itu, perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan energi dan automasi asal Prancis tersebut meresmikan Schneider Living Space di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, yang merupakan experience center yang menghadirkan pengalaman nyata bagi masyarakat yang ingin memiliki konsep hunian smart and sustainable.

Adapun Schneider Living Space merupakan hasil kolaborasi Schneider Electric dengan perusahaan yang bergerak di bidang smartphone solution, Trinity Solusi Powerindo.

Farhan berharap kehadiran Schneider Living Space dapat menjadi pusat percontohan dan edukasi bagi pelaku industri properti serta konsumen akhir terkait konsep hunian smart and sustainable.

“Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat melihat konsep smart living masa depan yang terintegrasi dengan electric vehicle (EV) charging yang akan menjadi kebutuhan di masa mendatang seiring semakin berkembangnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya penerapan hunian smart and sustainable sebagai kunci dalam mewujudkan masa depan tanpa emisi karbon.

“Teknologi digital yang dikombinasikan dengan elektrifikasi atau dikenal dengan istilah electricity 4.0 dapat mengubah hunian menjadi lebih tangguh, lebih hemat energi, lebih personal dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup penghuni,” papar Farhan.

Schneider Living Space terdiri dari area safety and sustainable solution, smart living solution, dan connected room solution.

Pada kesempatan yang sama, Principal Consultant Trinity Solusi Powerindo Handy Aman menyebut Schneider Living Space juga dilengkapi dengan fasilitas coworking space yang dapat menjadi tempat berkumpul para arsitek dan pelaku properti untuk saling berbagi serta bertukar ilmu terkait tren terbaru di sektor properti.

Menurutnya, ada tiga faktor penting dalam membuat perencanaan sistem smart living yang harus diperhatikan.

Pertama, teknologi smart living yang hendak digunakan harus memenuhi kebutuhan pemilik hunian dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Berikutnya, sistem smart living yang digunakan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari beban listrik di rumah. Terakhir, menentukan mitra penyedia dan installatur barang smart living juga harus terpercaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya