Tak Semua Perokok Terkena Kanker Paru-paru

Berkendara sambil merokok.
Sumber :

VIVA – Merokok diketahui sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Tapi, tidak semua perokok terkena salah satu penyakit mematikan ini.

Lagi Liburan, Vokalis RHCP Anthony Kiedis Sebat Bareng Warga Kepulauan Mentawai

Beberapa dari mereka justru mengembangkan mekanisme yang kuat, melindungi dari kanker paru-paru dengan membatasi mutasi gen.

Pada dasarnya setelah merokok selama bertahun-tahun, beberapa tubuh mungkin telah beradaptasi untuk mencegah sel-sel mereka menjadi kanker.

Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal di Jember dan Banyuwangi

Dalam kasus ini para peneliti hanya melihat perlindungan genetik terhadap kanker paru-paru, sebagaimana dikutip dari situs Metro, Jumat, 15 April 2022.

Temuan yang dipimpin oleh para peneliti di Albert Einstein College of Medicine di New York dapat membantu mengidentifikasi perokok yang menghadapi peningkatan risiko penyakit dan akan memerlukan pemantauan yang ketat.

Viral Terekam Seorang Wanita Diam-diam dan Santai Merokok di Dalam Pesawat

"Ini mungkin menjadi langkah penting menuju pencegahan dan deteksi dini risiko kanker paru-paru dan upaya yang diperlukan untuk memerangi penyakit stadium akhir, di mana sebagian besar pengeluaran dan kesengsaraan terjadi," kata Simon Spivack, seorang penulis senior penelitian ini.

Sudah lama diasumsikan bahwa merokok menyebabkan kanker paru-paru dengan memicu mutasi DNA pada sel paru-paru normal. Studi membuktikan hal itu dengan mengukur mutasi secara akurat dalam sel normal.

Sebelumnya, metode pengurutan seluruh genom sel tunggal rentan terhadap kesalahan pengurutan yang sulit dibedakan dari mutasi yang sebenarnya.

Salah satu penulis studi, Vijg menjelaskan bagaimana mereka mengatasi ini dengan mengembangkan metode yang lebih baik untuk mengurutkan seluruh genom sel individu.

Ia memecahkan masalah ini dengan mengembangkan teknik pengurutan baru yang disebut single-cell multiple displacement amplification (SCMDA) memperhitungkan dan mengurangi kesalahan pengurutan.

Para peneliti menggunakan teknik ini untuk membandingkan mutasi pada sel paru-paru normal dari dua jenis orang, 14 non-perokok berusia 11 hingga 86 tahun dan 19 perokok berusia 44 hingga 81 tahun, yang telah merokok maksimal 116 paket tahunan.

Sel-sel dari lapisan paru-paru dikumpulkan dari pasien yang menjalani bronkoskopi untuk tes diagnostik yang tidak terkait dengan kanker.

Sel-sel ini bertahan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun dan dengan demikian dapat mengakumulasi mutasi usia dan hubungannya dengan merokok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya