Perusahaan Harus Mendorong Perempuan Berdikari

Chairwoman G20 Empower Indonesia, Yessie Dianty Yosetya (dua kiri).
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA – Operator telekomunikasi XL Axiata mengungkapkan jika jumlah perempuan yang duduk di kursi pimpinan perusahaan sebesar 30 persen. Rinciannya, posisi tersebut mencakup level supervisor, manajerial, group head, hingga tingkat direktur.

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

Selain itu, dalam rangka mendukung keterlibatan perempuan di perusahaan, saat melakukan talent management, proporsi dari kepemimpinan perempuan juga dilihat dilihat secara holistik mulai dari development, rekrutmen, dan promosi karyawan.

"Jadi, di XL saat ini punya enam direktur di mana dua dari enamnya adalah perempuan. Kami percaya bahwa perempuan bisa maju apabila mereka mempunyai kesempatan yang sama," kata Chairwoman G20 Empower Indonesia, Yessie Dianty Yosetya, di Yogyakarta, Selasa malam, 17 Mei 2022.

Alasan Kejaksaan Agung Izinkan 5 Smelter Timah Tetap Beroperasi Meski Disita

G20 Empower, dalam kesempatan tersebut, mendorong lebih banyak perempuan yang duduk di jabatan tinggi atau menjadi pimpinan di sebuah perusahaan, khususnya sektor swasta.

Yessie mengatakan, salah satu upaya yang mereka lakukan adalah dengan memperlebar advocate atau jejaring advokasi, yang beranggotakan para pemimpin bisnis C-Level dan perwakilan pemerintah.

Dapat Kecaman Keras, Presiden Iran Tetap Pertahankan Aturan Hijab yang Ketat

"Harapannya adalah mereka bisa langsung memastikan terjadinya perubahan dari sisi kebijakan maupun tata kelola perusahaan, dan seterusnya," ungkap perempuan cantik yang juga menjabat sebagai Director and Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata ini.

Dengan menjadi pemimpin tertinggi di perusahaan, ia berharap para perempuan akan memiliki kebijakan yang memperhatikan kemajuan kaumnya.

"Kalau pemimpin tertinggi sudah bilang bahwa kebijakan perusahaan harus memastikan bahwa rekrutmen harus ada kandidat perempuan misalnya, kedua pada saat promosi harus ada perempuan, ketiga saat training atau development harus selalu melibatkan perempuan," jelas dia.

Pada kesempatan yang sama, Co-Chairwoman G20 Empower Rinawati Prihatiningsih menambahkan, dalam dua krisis ekonomi global selama 25 tahun terakhir, 1997 dan 2008, perempuan dan sektor usaha kecil menengah (UKM) berhasil melewati keduanya.

"Bahkan menjadi motor penggerak ekonomi," kata COO PT Infinite Berkah Energi & WKU XII Bidang Penelitian, Pengembangan dan Ketenagakerjaan IWAPI itu. Namun hal berbeda, menurutnya terlihat dalam pandemi COVID-19.

Dalam pemaparannya, Rinawati mengungkapkan, pangsa UKM perempuan dibandingkan dengan UKM secara keseluruhan, terlihat secara signifikan di seluruh negara G20. Angkanya adalah 4 sampai 39 persen di G20 negara maju, dan 6 sampai 55 persen di G20 negara berkembang.

Rinawati menjelaskan, 43 persen UKM formal di Indonesia dimiliki perempuan dan berkontribusi untuk 9,1 persen total Produk Domestik Bruto (PDB). G20 Empower merupakan aliansi sektor swasta dan publik di dalam presidensi G20, yang bertujuan untuk mempercepat kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta.

G20 Empower memiliki model kemitraan unik, serta satu-satunya entitas G20, yang menyatukan lebih dari 60 pemimpin bisnis (C Level) dan perwakilan pemerintah, untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kesetaraan gender.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya