Kronologi Perang Elon Musk Vs Twitter

Elon Musk, Donald Trump, dan logo Twitter.
Sumber :
  • TMZ

VIVA – Elon Musk bersitegang dengan Twitter. Orang terkaya di dunia itu menangguhkan akuisisi Twitter karena klaim media sosial itu yang menyebut akun spam dan bot di plaformnya kurang dari 5 persen pengguna aktif.

Gawat! Elon Musk Ngobat

Akuisisi media sosial logo burung biru ini berawal dari ocehan Elon Musk di Twitter yang berencana membuat platform media sosial menggunakan algoritma 'open source' atau menjunjung kebebasan berbicara dan minim propaganda.

Namun, belakangan ini, ia sering mengkritik platform media sosial beserta kebijakan yang diterapkan. Menurut Elon Musk, Twitter merusak demokrasi karena gagal mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara.

Elon Musk Blak-blakan Tidak Akan Sumbang Duit Pada Capres AS

Berdasarkan data yang diolah VIVA Tekno, Senin, 23 Mei 2022, awal April lalu, pria keturunan Afrika Selatan ini mengambil 9,2 persen saham di Twitter yang nilainya hampir US$3 miliar (Rp43 triliun).

Hal ini menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar situs micro-blogging itu dan memicu kenaikan lebih dari 27 persen harga saham Twitter. Kemudian, pada pertengahan April, Elon Musk menawarkan diri untuk membeli Twitter seutuhnya.

Elon Musk Sindir Meta Gegara Facebook dan Instagram Down

Dalam pengumuman yang mengejutkan itu, mantan kekasih Grimes tersebut bersedia membayar US$54,20 per saham atau Rp778 ribu, sehingga total nilai saham Twitter menjadi US$41 miliar atau Rp588 triliun.

Sebuah laporan mengatakan bahwa tawaran Elon Musk diterima Dewan Twitter pada akhir April. Meski begitu, pendiri SpaceX dan Tesla itu sudah memberi sinyal akan mengenakan biaya bagi pengguna Twitter.

Aturan ini akan dibebankan kepada sebagian pengguna Twitter, seperti korporasi untuk kebutuhan komersial maupun pejabat pemerintahan. Elon Musk juga memastikan Twitter akan tetap gratis untuk masyarakat biasa.

Satu bulan setelah mengumumkan akuisisi Twitter, Elon Musk bikin geger dengan menunda pembelian media sosial tersebut sampai manajemen Twitter memberi rincian jumlah akun spam dan bot di platform burung biru itu.

Tak pelak, pernyataannya itu membuat Twitter meradang. Mereka menuduh Musk melanggar perjanjian rahasia (non-disclosure agreement/NDA) dengan Twitter karena mengungkap ukuran sampel untuk mengecek platform itu terhadap pengguna bot.

Ada juga yang menyebut ini sebagai taktik Elon Musk untuk mengakuisisi Twitter dengan harga diskon, atau bisa jadi, memang sebenarnya rival Jeff Bezos itu tidak mampu membeli Twitter.

Jika ia memutuskan untuk membatalkan, maka Musk harus membayar 'biaya putus' sebesar US$1 miliar atau Rp14 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya