Jangan Bicara Ekonomi Digital kalau SDM 'Bapuk'

Talenta digital.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Studi Google, Temasek, Bain and Company pada 2021 menunjukkan nilai investasi ekonomi digital Indonesia di sepanjang kuartal pertama mencapai US$4,7 miliar (hampir Rp69 triliun).

Siap-siap, Berselancar di Mesin Pencari Google Tidak Gratis

Nilai tersebut melampaui nilai tertinggi selama empat tahun terakhir. Capaian ini menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara, melewati Singapura.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Eng Hary Budiarto, mengatakan talenta digital menjadi salah satu pilar penting dalam transformasi digital serta pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

Kepala BKKBN: Supaya Anak Tidak Stunting, Beri ASI Eksklusif 6 Bulan!

"Infrastruktur, pemerintahan, dan ekonomi digital tidak bisa dilaksanakan kalau 'manusianya' (SDM) tidak memanfaatkan dan menguasai teknologi digital. Oleh sebab itu, pilar ini penting untuk disiapkan," kata dia, dalam konferensi pers virtual, Selasa, 24 Mei 2022.

Hary juga memaparkan, akselerasi transformasi digital membutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan ahli, serta menguasai beberapa bidang terkait seperti contohnya big data analytics, pemasaran digital, pengembangan web (web developing), serta keamanan digital (cyber security).

Irjen Dedi Kerahkan Anak Buahnya Agar Anggota Polri yang Tugas Amankan Mudik Tak Stres

Lebih lanjut, ia mengatakan kalau Kominfo memiliki sejumlah upaya untuk menyiapkan talenta digital di berbagai tingkatan keahlian. Tingkat dasar berupa pelatihan literasi digital, melalui Gerakan Nasional Literasi Digital.

Target pemerintah untuk pelatihan ini sangat masih, hanya pada 2021 saja ada sekitar 12,5 juta orang yang mengikuti pelatihan literasi digital.

Pada tingkat menengah, Kominfo menyiapkan Digital Talent Scholarship antara lain untuk lulusan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi.

Untuk program ini, pemerintah bekerja sama dengan universitas di dalam negeri dan perusahaan teknologi untuk memberikan pelatihan kepada 200 ribu peserta setiap tahunnya.

Pada tingkat mahir, Kominfo memiliki program Digital Leadership Academy untuk para pembuat kebijakan digital, baik di sektor pemerintahan maupun swasta.

Setiap tahun, Kominfo membuka kuota 300 hingga 500 kursi. Ada juga akademi untuk berbagai kalangan. Mulai dari fresh graduate, profesional, hingga aparatur sipil negara (ASN).

Selain itu, Kominfo juga memiliki program Digital Entrepreneurship Academy (DEA), yang bertujuan menyiapkan SDM unggul untuk mempercepat transformasi digital bidang kewirausahaan dalam rangka meningkatkan ekonomi digital, dengan target yang dilatih pada tahun ini mencapai 60 ribu orang.

"Sasaran program ini mencakup mencetak wirausahawan digital baru, upskilling wirausahawan digital maju, dan pengembangan kewirausahaan digital di desa yang inklusif," jelas Hary.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya