Hantu Itu Omong Kosong, Ini 5 Keraguan Adanya Hantu Menurut Sains

Sosok hantu di film horor Malaysia.
Sumber :
  • instagram @kickammar_movielist

VIVA – Hampir di seluruh dunia mempercayai adanya hantu atau roh jahat yang menduduki suatu tempat terbengkalai atau tempat-tempat yang jarang dikunjungi manusia. Ketika manusia melewati tempat yang dikatakan tersebut maka akan timbul perasaan takut dan khawatir. Lantas, apakah hantu itu ada?

Kisah Mistis di Pergudangan Ngagel Surabaya, Ada Sosok Medon Bersuara Mirip Burung

Mungkin untuk sebagian orang tidak mempercayai tentang keberadaan hantu, tetapi sebagian lagi akan merasa ketakutan apabila ada yang membahas mengenai hantu. Dan ada pula yang justru penasaran dan sengaja mencari tahu mengenai sosok hantu.

Di dunia, ada banyak sekali rupa dan jenis hantu, termasuk di Indonesia sendiri, masyarakat mengenal Pocong, Kuntilanak, Kuyang, Tuyul, Banaspati dan lain-lain. Faktanya, hantu adalah salah satu fenomena paranormal yang paling banyak dipercaya.

Menguak Serba Serbi yang Melekat pada Legenda Kuyang

Dilansir dari Live Science, jutaan orang tertarik pada  hantu, dan mereka juga tidak sungkan membaca buku atau artikel horor, menonton film horor, mendengarkan cerita horor dan lain lain.

Fakta tentang jutaan orang tertarik tentang cerita hantu ini disebut berdasarkan Jajak pendapat Ipsos (perusahaan riset) yang menemukan bahwa 46 persen orang Amerika mengatakan mereka benar-benar percaya pada hantu.  

Antisipasi Macet Horor, Menhub Imbau Pemudik Balik Lebih Awal

Akan tetapi, hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai pandangan sains terhadap hantu, apakah hantu itu nyata menurut saintifik atau kajian ilmiah?

Nah, berikut beberapa pendapat penelitian mengenai kebenaran adanya hantu yang menunjukan keraguan sains soal hantu:

1. Tidak ada alat pendeteksi hantu

Seiring berjalannya waktu manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi canggih. Bagi mereka yang tertarik dengan hantu banyak di antaranya yang melakukan perburuan hantu dengan alat-alat berteknologi tinggi saat ini.

Diantaranya dengan penghitung Geiger, detektor Medan Elektromagnetik (EMF), detektor ion, kamera inframerah dan mikrofon sensitif. Namun, tidak ada satupun dari peralatan ini yang pernah terbukti benar-benar mendeteksi hantu.

Lantas, jika benar begitu, maka semua foto, video atau audio yang dikatakan sebagai bukti hantu selama ini hanyalah omong kosong. Jika hantu itu nyata, dan merupakan semacam energi atau entitas yang belum diketahui, maka keberadaan mereka akan sama seperti semua penemuan ilmiah lainnya yakni akan ditemukan dan diverifikasi oleh para ilmuwan melalui eksperimen terkontrol.

2. Tidak ada definisi universal tentang hantu

Seorang Sosiolog dan temannya pernah mewawancarai orang-orang mengenai pengalaman mereka terhadap hantu. Dalam hasil wawancara tersebut, mereka menemukan bahwa banyak orang mengaku pernah mengalami pengalaman yang berkaitan dengan hantu.

Tetapi, mereka tidak begitu yakin bahwa fenomena yang mereka alami adalah ulah dari hantu, karena mereka tidak melihat apapun yang disebut kebanyakan orang seperti penampakan hantu yang biasa digambarkan atau diceritakan.

Hal inilah yang membuat penyelidikan tentang hantu menjadi sulit karena tidak ada satu definisi yang disepakati secara universal tentang apa itu hantu.

Beberapa percaya bahwa hantu adalah roh orang mati yang karena alasan apapun, dan yang lain mengatakan bahwa hantu adalah gambaran berupa sosok yang diproyeksikan ke dunia dari pikiran kita.

3. Kontradiksi hantu

Dengan belum ditetapkannya definisi universal mengenai roh halus ini, membuat ada banyak kontradiksi yang melekat, misalnya:

Jika hantu adalah jiwa manusia, mengapa mereka menggunakan pakaian (benda mati) seperti topi, tongkat, gaun ataupun kereta, mobil?

Jika hantu adalah roh dari mereka yang kematiannya tidak terbalaskan, mengapa ada pembunuhan yang belum terpecahkan, karena hantu dikatakan dapat berkomunikasi dengan media psikis, dan seharusnya saat berkomunikasi hantu dapat mengidentifikasi pembunuh mereka ke polisi? 

Pertanyaan-pertanyaan tentang hantu ini pun banyak sekali, dan hampir semua klaim tentang hantu menimbulkan alasan logis untuk meragukannya.

4. Ilusi pada mata, telinga dan otak.

Dilansir dari Science News for Student, seorang pria pernah mengalami pengalam tidak biasa ketika dia berusia 8 atau 9 tahun. Ketika bangun tidur dia tidak bisa bergerak, setelah dicari tahu, dia mengetahui bahwa sains memiliki nama untuk kejadian itu yakni kelumpuhan tidur ‘Sleep paralysis’ 

Kelumpuhan itu membuat seseorang sadar dirinya tidak tidur tetapi badan mereka tidak dapat digerakkan, atau tidak dapat berbicara. Biasanya pada saat orang yang mengalami kelumpuhan tidur mereka akan melihat sosok yang sebenarnya tidak ada.

Selain terjadi saat seseorang mengalami kelumpuhan tidur. Halusinasi terhadap makhluk-makhluk yang tidak jelas ini juga bisa terjadi ketika otak memiliki pekerjaan yang terlampau banyak, sulit dan kurang istirahat.

Psikolog di Universitas Northumbria Inggris, David Smailes mengatakan, memperhatikan semua hal di sekitar kita yang ada di dunia ini tanpa rehat akan membuat otak kewalahan. Sebagian besar waktu, gambar yang dilukiskan otak kamu akurat, tetapi terkadang otak menambahkan hal-hal yang tidak ada.

5. Hukum Pertama Termodinamika

Albert Einstein mengusulkan dasar ilmiah untuk realitas hantu berdasarkan Hukum Pertama Termodinamika, Jika energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi hanya berubah bentuk, apa yang terjadi pada energi tubuh kita ketika kita mati? Mungkinkah itu dimanifestasikan sebagai hantu? Ini mungkin dapat dianggap sebagai asumsi yang masuk akal.

Tetapi ketika menggali lebih lanjut fisika dasar, maka jawabannya sangat sederhana dan sama sekali tidak misterius. Yakni setelah seseorang meninggal, energi dalam tubuhnya akan pergi ke semua energi organisme pergi yaitu ke lingkungan.

Energi dilepaskan dalam bentuk panas, dan tubuh ditransfer ke hewan yang memakan kita seperti hewan liar jika kita tidak dikubur setelah mati atau cacing dan bakteri beserta tumbuhan jika tubuh dikubur setelah mati.

Sehingga, tidak ada 'energi' tubuh yang bertahan dari kematian yang dapat dideteksi dengan perangkat pemburu hantu yang populer sekalipun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya