Apakah Bumi Semakin Jauh atau Dekat dari Matahari?

Bumi dan Matahari yang dilihat dari luar angkasa.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA Tekno Matahari bergerak melintasi langit, membuat kita tidak pernah menduga bahwa hubungannya dengan Bumi berubah sepanjang waktu. Faktanya, jarak rata-rata antara Bumi dan matahari tidak statis dari tahun ke tahun.

Terkuak, Warna Ini Bisa Memprediksi Keberadaan Alien

Jadi apakah kita tahu jika Bumi semakin dekat atau jauh dari Matahari? Matahari semakin jauh dari Bumi dari waktu ke waktu. Rata-rata, Bumi berjarak sekitar 93 juta mil (150 juta kilometer) dari Matahari, menurut Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA).

Namun orbitnya tidak melingkar sempurna, itu sedikit elips atau berbentuk oval. Ini berarti jarak Bumi dari Matahari dapat berkisar sekitar 91,4 juta hingga 94,5 juta mil (147,1 juta hingga 152,1 juta km).

Kinclong Sepanjang Hari, Nilai Transaksi Perdagangan Saham BUMI Capai Rp 412 miliar

Namun, rata-rata bentangan antara Bumi dan Matahari perlahan meningkat seiring waktu. Jarak yang semakin jauh ini memiliki dua penyebab utama. Salah satunya adalah Matahari kehilangan massa dan melibatkan kekuatan yang sama, menyebabkan pasang surut di Bumi.

Matahari menyusut

Berencana Kuasi Reorganisasi, BUMI Bakal Gelar RUPST dan RUPSLB

Reaksi fusi nuklir yang menggerakkan Matahari telah mengubah massa menjadi energi. Karena terus-menerus menghasilkan energi, bintang itu juga terus kehilangan massanya. 

Selama sisa masa hidupnya, yang diperkirakan sekitar 5 miliar tahun lagi, akan berevolusi dari waktu ke waktu di mana Matahari diprediksi akan kehilangan sekitar 0,1 persen dari total massanya sebelum mulai mati, menurut astronom Brian DiGiorgio.

Meskipun 0,1 persen tidak terdengar banyak, ini massa yang banyak, menurutnya. Massanya kira-kira sama dengan massa Jupiter. Jupiter sendiri sekitar 318 kali massa Bumi, menurut Exploratorium di California.

Kekuatan tarikan gravitasi suatu benda sebanding dengan berapa banyak massa yang dimilikinya. Karena Matahari kehilangan massa, tarikannya ke Bumi melemah, menyebabkan planet kita menjauh dari bintang kita sekitar 2,36 inchi (6 sentimeter) per tahun.

"Ini cukup diabaikan, terutama dibandingkan dengan variasi normal dalam jarak orbit Bumi yang terjadi karena orbitnya yang sedikit elips, sekitar 3 persen," jelasnya yang dikutip dari situs Live Science, Senin, 8 Agustus 2022.

Efek pasang surut

Sama seperti tarikan gravitasi Bulan yang menghasilkan pasang surut di Bumi. Begitu pula gravitasi Bumi yang menarik Matahari. Ini meregangkan sisi Matahari yang menghadap Bumi, menghasilkan tonjolan pasang surut menurut Britt Scharringhausen, seorang profesor fisika dan astronomi.

Matahari berputar pada porosnya setiap 27 hari sekali, namun ini lebih cepat dari 365 hari untuk menyelesaikan orbit mengelilingi Matahari. Massa tonjolan memiliki tarikan gravitasi yang terkait, menarik Bumi ke depan pada orbitnya dan melemparkannya lebih jauh dari Matahari, kata Scharringhausen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya