Hujan Meteor Perseid Bisa Disaksikan dari Indonesia

Penampakan Hujan Meteor Perseid.
Sumber :
  • NASA/Bill Ingalls

VIVA Tekno – Dari semua hujan meteor yang terjadi sepanjang tahun, hujan meteor Perseid dianggap sebagai yang paling spektakuler. Saat itu masyarakat memiliki peluang terbesar untuk melihat bintang jatuh berkobar di langit malam.

Politikus PKS Prihatin Jokowi Tak Paham Kedudukan BRIN soal Orkestrasi Penelitian

Perseid terjadi setiap tahun saat Bumi dimasuki puing-puing berdebu yang ditinggalkan oleh Komet Swift-Tuttle. Ukuran partikelnya mulai dari sebutir pasir hingga kacang polong, menghantam atmosfer Bumi dengan kecepatan 37 mil per detik, terbakar dan melesat melintasi langit.

Dalam kondisi ideal tanpa awan, pengamat bisa melihat hingga 150 per jam, menurut Royal Astronomical Society. Hujan meteor sering dijuluki sebagai yang terbaik sepanjang tahun karena keterangan dan keaktifannya.

Hujan Tak Biasa Bakal Terjadi Mulai Dini Hari

Hujan meteor Perseids aktif antara pertengahan Juli dan akhir Agustus, menurut situs Metro, Rabu, 10 Agustus 2022. Di Indonesia waktu puncaknya akan terjadi pada Sabtu 13 Agustus dan satu hari kemudian, 14 Agustus 2022.

"Hujan meteor Perseid dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia pada pukul 11 malam di Sabang (atau yang selintang) dan 1 malam di Pulau Rote (atau yang selintang) hingga 25 menit sebelum Matahari terbit," tulis Lembagan Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Instagram.

Siap-siap, Hujan Tidak Biasa Akan Terjadi pada 3-4 Januari 2024

Titik radiasi hujan meteor ini berasal dari konstelasi Perseus. Intensitas maksimum hingga 100 meteor per jam. Namun ketinggian maksimum Indonesia yang bervariasi antara 20,9 derajat (Pulau Rote) hingga 37,8 derajat (Sabang), membuat intensitasnya berkurang menjadi 36 meteor per jam (Pulau Rote) dan 61 meteor per jam (Sabang).

"Pastikan cuaca saat pengamatan cerah, bebas dari penghalang di sekitar medan pandang dan bebas dari polusi cahaya. Hal ini karena tutupan awan dan skala Bortle (skala kecerlangan langit malam) berbanding terbalik dengan intensitas meteor," kata LAPAN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya