Pengumuman! Google Cloud Tutup Layanan IoT Core

Google Cloud.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA Tekno – Google Cloud baru saja mengumumkan bahwa mereka akan mematikan layanan IoT Core. Perusahaan memberi pelanggan waktu satu tahun untuk pindah ke mitra lain untuk mengelola perangkat IoT (Internet of Things) mereka.

7 Rahasia Google

Pengumuman itu muncul di bagian atas halaman web IoT Core. Perusahaan juga mengirim email ke pelanggan guna mengumumkan perubahan tersebut.

Google Cloud percaya bahwa memiliki mitra yang mengelola pelanggan adalah cara yang lebih baik, mengutip dari laman Tech Crunch, Jumat, 19 Agustus 2022.

Google Fires 28 Employees Because of Nimbus Project

“Sejak meluncurkan IoT Core, menjadi jelas bahwa kebutuhan pelanggan kami dapat dilayani dengan lebih baik oleh jaringan mitra kami yang berspesialisasi dalam aplikasi dan layanan IoT,” jelas juru bicara Google.

Raksasa teknologi itu juga membuat langkah hati-hati dalam penghentian layanan semulus mungkin.

Google Pecat 28 Karyawan Setelah Protes Terhadap Kontrak dengan Pemerintah Israel

"Kami telah bekerja secara ekstensif untuk menyediakan opsi migrasi dan alternatif solusi kepada pelanggan dan menyediakan landasan pacu selama setahun sebelum IoT Core dihentikan," lanjutnya.

Meski begitu, diketahui juga bahwa langkah Google ini menghadapi beberapa kontra, seperti mempertanyakan komitmen Google Cloud kepada pelanggan.

Pesaingnya, AWS dan Microsoft menawarkan layanan serupa yang menyediakan cara bagi pelanggan untuk mengelola perangkat IoT sambil menyerap dan memahami semua data yang masuk dari perangkat tersebut.

Penutupan ini mungkin ada hubungannya dengan kerugian yang meningkat, yang dihadapi perusahaan di divisi cloud saat mereka harus mengejar saingannya, Amazon dan Microsoft.

Investasi tampaknya berhasil, di mana perusahaan melaporkan pendapatan lebih dari US$6 miliar dalam laporan pendapatan terbaru bulan lalu, naik US$4,6 miliar pada tahun sebelumnya.

Namun divisi tersebut juga melaporkan kerugian sebesar US$858 juta, selisih yang jauh lebih lebar dari kerugian tahun sebelumnya sebesar US$591 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya