- vivanews/Andry Daud
VIVA Tekno – Baru saja kemarin Indihome diterpa kabar kebocoran data history browser pelanggan sebanyak 26 juta. Namun, informasi tersebut telah mereka tepis setelah melakukan investigasi yang perusahaan sebut sangat hati-hati.
"Kebetulan pas kemarin ribut, kami ikut forum, beli juga. Pengen tahu datanya bener gak sih. Angkanya yang kemarin beredar kurang lebih 0,009478 Bitcoin atau Rp470 ribu untuk 26 juta data," ujar SVP Corporate Communication and Investor Relation Telkom, Ahmad Reza di Jakarta, Senin, 22 Agustus 2022.
Saat kabar dugaan kebocoran data itu terkuak di publik, perusahaan mengaku langsung melakukan tindakan. Mereka berhasil menyelesaikannya kurang dari 24 jam. Meski begitu, Indihome melakukannya dengan hati-hati karena menyangkut kepercayaan publik.
"Kami juga gak mau gegabah, tetap hati-hati melalui semua langkah investigasi karena protokolnya juga sudah ada. Dan kesimpulannya tidak ada breach, dan data itu merupakan hasil fabrikasi," jelasnya.
Tim teknis bekerja cepat sampai seluruh record yang ter-publish di seluruh web. Mereka juga menggunakan analitik. Tim menemukan nomor ID Indihome bukan berasal dari sistem penomoran perusahaan. Menurutnya ada pihak ketiga yang dengan sengaja memasukkan nomor ID Indihome.
"Tidak ada record yang mengandung ID Indihome yang valid. Telkom juga tidak menggunakan email @telkom.net baik untuk kepentingan perusahaan maupun sebagai fitur atau layanan pelanggan. Jadi fungsinya bukan sebagai email," kata Reza.
Format telkom.net digunakan Telkom sebagai domain atau user ID indihome. Keanehan juga ditemukan di mana posisi data pribadi dan browsing history berdampingan, padahal sistem perusahaan tidak seperti itu.
Perusahaan juga langsung melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) atau unit terkait sampai dengan pagi ini. Mereka telah menjelaskan kondisinya beserta pengertian data Indihome seperti bentuk serta digitnya.
