3 Makam Kuno di Pulau Alor Ungkap Cara Penguburan Manusia Purba

Sisa-sisa tengkorak yang ditemukan di Kepulauan Sunda Kecil.
Sumber :
  • Samper-Carro

VIVA Tekno – Tiga kerangka yang ditemukan di tempat perlindungan batu yang dihiasi dengan seni cadas pigmen merah mengungkapkan ritual penguburan manusia purba yang mengikuti jalur Kepulauan Sunda Kecil atau Kepulauan Nusa Tenggara.

Petugas Keamanan KAI Bandara Medan Temukan Uang Puluhan Juta Milik Penumpang

Selain memperdalam pemahaman kita tentang evolusi dan diversifikasi praktik penguburan, temuan di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur ini telah memperkaya penemuan masa lalu yang sebelumnya memberikan beberapa petunjuk tentang pola migrasi manusia purba menuju selatan.

"Pemakaman adalah manifestasi budaya yang unik untuk menyelidiki gelombang migrasi dari zaman Pleistosen ke periode Holosen di Asia Tenggara," kata arkeolog Sofia Samper-Carro dari Australian National University.

Prof Raymond Tjandrawinata Raih Top 3 Peneliti Bidang Farmasi di Indonesia

Dari pemosisian dan perawatan jenazah hingga ada atau tidak adanya barang di kuburan, situs pemakaman Asia Tenggara menawarkan berbagai ekspresi sosial terkait dengan deposisi almarhum, tulis Samper-Carro dan rekannya dalam makalah.

Dalam karya sebelumnya, Samper-Carro dan rekan-rekannya mulai mengumpulkan gambaran yang lebih lengkap tentang manusia modern yang bergerak melalui pulau-pulau di tenggara Indonesia, menggambarkan apa yang termasuk di antara sisa-sisa manusia paling awal di daerah tersebut.

Krisis Gaza Makin Dalam Saat Kuburan Massal Ditemukan di Tengah Pembicaraan Gencatan Senjata Israel

Analisis komparatif dari penggalian asli menunjukkan ada empat gelombang migrasi melalui Kepulauan Sunda Kecil, termasuk Flores di mana para peneliti menemukan Homo floresiensis berukuran pint atau 0.55 liter.

"Penggalian pertama kami pada tahun 2014 mengungkapkan kail ikan dan tengkorak manusia yang berusia lebih dari 12.000 tahun," kata Samper-Carro tentang penemuan awal di tempat penampungan batu Tron Bon Lei, Pulau Alor yang juga menghasilkan fragmen tengkorak berusia 17.000 tahun.

Ketika para peneliti kembali empat tahun kemudian untuk menggali lebih lanjut situs pemakaman, melebarkannya ke tenggara, mereka menemukan dua mayat lagi yang terkubur di posisi yang berbeda.

Kerangka pertama berusia sekitar 7.500 tahun, diletakkan di kuburan berbentuk oval yang dipenuhi dengan serpihan cangkang dan dibingkai oleh bebatuan berwarna oker. 

Di bawahnya ada kerangka berusia 10.000 tahun yang dikebumikan dalam posisi duduk di kuburan melingkar yang ditumpuk dengan cangkang, mengutip dari situs Science Alert, Minggu, 28 Agustus 2022.

Kemudian di bawah itu adalah tubuh tempat tengkorak asli berusia 12.000 tahun. Wanita itu relatif kecil, para peneliti menyimpulkan bawa populasi itu agak terisolasi secara genetik di pulau-pulau tersebut.

Terdapat juga kail kerang yang tergeletak di sisi kirinya, ditempatkan di leher kerangka perempuan yang hampir semuanya masih lengkap. Para peneliti menggunakan perhiasan ini untuk mengonfirmasi usia jenazah.

Mereka menduga penguburan menggambarkan pergeseran dan kontinuitas dalam perilaku sosial manusia modern, manusia yang tampaknya telah berulang kali menggunakan perlindungan batu di Pulau Alor sebagai situs pemakaman selama ribuan tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya