Bukan Piramida, Ini Struktur Buatan Manusia Paling Tua

Struktur Buatan Manusia Tertua, Dua Gundukan di Amerika Serikat (AS).
Sumber :
  • Livescience.com

VIVA Tekno – Gundukan yang terletak Di ujung utara kampus Louisiana State University (LSU), Amerika Serikat di lereng yang landai dan berketinggian sekitar 20 kaki atau sekitar 6 meter diprediksi sebagai struktur buatan manusia paling tua yang pernah ditemukan.

Monster Laut Raksasa Setinggi 82 Kaki Ditemukan di Pantai Inggris, Bisa Jadi Reptil Laut Terbesar

Gundukan itu hanyalah dua dari lebih dari 800 gundukan buatan manusia yang serupa di Louisiana, yang dibangun oleh penduduk asli Amerika. Sebuah studi baru berhasil menentukan berapa umur struktur kuno ini.

Permukaan berumput tersebut menyembunyikan lapisan tanah liat kuno, kotoran dan abu di dalamnya, seperti dikutip dari situs Livescience, Senin, 29 Agustus 2022.

Rahasia Terpecahkan! Makhluk Laut Ini Punya Mata di Seluruh Cangkangnya

Para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa gundukan tertua tersebut telah berusia kurang lebih 11.000 tahun dan menjadikannya struktur buatan manusia tertua yang ditemukan di Amerika Utara atau Selatan.

Artinya, temuan itu sekaligus juga mengungkapkan bahwa kedua gundukan itu lebih tua dari piramida Mesir kuno; piramida tertua, Piramida Langkah Djoser, yang dibangun di Saqqara sekitar 4.700 tahun silam.

Peneliti UI Jadi Pengamat Independen Pemilu Rusia: Tak Ada Baliho dan Quick Count

"Tidak ada yang diketahui buatan manusia yang lebih tua dan ini masih ada sampai sekarang di Amerika, kecuali gundukan," ujar Brooks Elwood, profesor emeritus geologi LSU, dalam sebuah pernyataan, dan penelitian ini pun, diterbitkan dalam American Journal of Science, Universitas Yale, edisi bulan Juni.

Dalam penelitian ini, para peneliti mengambil inti sedimen dari masing-masing gundukan untuk menentukan usia mereka. Kemudian, melalui inti tersebut, para peneliti menemukan lapisan tanah liat dan abu dari alang-alang dan tanaman tebu yang terbakar, serta fragmen tulang hewan mikroskopis.

Karena api dari alang-alang dan rotan terlalu panas untuk memasak makanan, para peneliti berpikir bahwa gundukan itu dibangun dan digunakan untuk menunjang kegiatan keagamaan atau upacara kala itu.

Menggunakan penanggalan radiokarbon, yang mengukur seberapa banyak isotop radioaktif karbon-14 telah meluruh dalam bahan organik, para peneliti menentukan bahwa satu gundukan berusia 11.000 tahun (Gundukan B), sedangkan gundukan yang satunya berusia lebih muda, sekitar 7.500 tahun (Gundukan A).

Kemudian, sekitar 8.200 tahun yang lalu, gundukan B ditinggalkan. Diprediksi, ditinggalkan lantaran iklim yang berubah dengan cepat.

 "Kami tidak tahu mengapa mereka meninggalkan gundukan sekitar 8.200 tahun yang lalu, tetapi kami tahu lingkungan mereka berubah secara tiba-tiba dan dramatis, yang mungkin telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan sehari-hari mereka," kata Ellwood.

Universitas sekarang bergerak untuk membantu melestarikan monumen kuno ini.  Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mendorong siswa dan pengunjung untuk menghindari berjalan atau duduk di gundukan.

LSU berencana untuk melindungi gundukan dengan membangun jalan setapak dan zona penyangga tanaman asli, sehingga pengunjung dapat melihat struktur kuno tanpa merusaknya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya