4 Isu Jutaan Data Bocor Sebulan Terakhir

17 Juta Data Pribadi Pelanggan PLN Bocor.
Sumber :
  • Dok. VIVA.co.id

VIVA Tekno – Publik tengah dihebohkan dengan isu kebocoran data yang terjadi belakangan ini. Isu tersebut mencuat setelah dugaan kebocoran data dari internal lembaga pemerintah hingga badan usaha milik negara selama sebulan terakhir.

Cara Hapus Jejak Digital, Cocok buat yang Suka Buka Situs Berbahaya

Sebelumnya, kebocoran data diduga telah menyerang para pengguna telepon seluler saat melakukan registrasi kartu SIM Card miliknya menggunakan nomor Kartu Keluarga. Kemudian, data pelanggan listrik PLN dan Indihome juga diduga bocor. Data-data itu dijual di forum gelap dengan jumlah yang sangat banyak.

Awalnya, hal itu diungkap di Breached Forum lewat pengguna bernama Bjorka. Bahkan, Bjorka telah menjual 1,3 miliar data registrasi kartu ponsel ini sebanyak 87 GB. Ia mendapatkan imbalan US$50 ribu atau Rp774 juta.

10 Negara Terluas di Dunia, Indonesia Ada di Urutan Berapa?

Berikut isu kebocoran data sebulan terakhir

1. Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Alibaba Cloud Diskon Harga

Dugaan kebocoran data pelanggan PLN.

Photo :
  • Tangkapan layar forum breached.to

Lebih dari 17 juta data pribadi pelanggan PLN atau PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dijual di forum gelap breached.to oleh pengguna dengan nama Lolyta, diposting pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Untuk meyakinkan calon pembeli, penjual memberikan 10 sample data dari 17 juta data pelanggan PLN yang dijualnya. Yang dijual itu berisi, ID, identitas pelanggan, nama, nama konsumen, tipe daya, KWH, alamat, nomor meter, nama unit Ap, nama unit Up.

Sementara itu, pihak PLN mengklaim seluruh data pribadi pelanggan dalam kondisi aman dan layanan pun masih berjalan normal. Juru Bicara PLN Gregorius Adi Trianto menegaskan data pribadi pelanggan yang beredar adalah data replikasi dan bukan data transaksional aktual serta sudah tidak update.

2. IndiHome

Indonesia Digital Home / Indihome.

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Sebanyak 26 juta data pribadi riwayat browsing para pelanggan Indihome bocor dan disebar di forum hacker. Kabar tersebut, pertama kali diungkapkan oleh pakar keamanan siber sekaligus Founder Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto.

Teguh menyebut, 26 juta data browsing history pelanggan Indihome bocor yang di dalamnya juga berisikan nama dan NIK pengguna.  

Adapun menanggapi hal ini, Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relations Telkom Ahmad Reza mengklaim, kabar ihwal kebocoran data Indihome tersebut tidak valid.

Lebih dalam, Telkom juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah memberikan email bagi para pelanggan Indihome dan teruntuk, domain yang digunakan oleh Telkom sendiri adalah @telkom.co.id dan bukan @telkom.net.

3. Kominfo

Kebocoran data SIM Card

Photo :

Seakan terus terjadi, kabar kebocoran data berikutnya dikabarkan berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Kali ini, pengguna dengan nama Bjorka yang mirip dengan nama yang mengklaim telah menjual 26 juta data pengguna Indihome, mengklaim telah menjual data 1,3 miliar data, meliputi nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, nama penyedia atau provider, hingga tanggal pendaftaran. Sebanyak 87GB seharga US$50 ribu atau Rp774 juta.

Menanggapi dugaan tersebut melalui pers rilisnya, Kominfo mengklaim berdasarkan pengamatan atas data yang dijual oleh Bjorka di forum hacker tersebut tidaklah berasal dari Kominfo.

Kendati demikian, Kominfo saat ini tetap melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut.

4. KPU

Kabar terbaru menyebut, seperti dikutip beberapa sumber. 105 juta data masyarakat Indonesia terkait pemilihan umum berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) berhasil dibobol hacker.

Informasi ini diunggah oleh akun Bjorka pada 6 September 2022 pada forum breached.to. Unggahan itu berjudul Indonesia Citizenship Database From KPU 105M.

Data-data yang bocor meliputi nama lengkap, NIK, nomor KK, alamat lengkap, tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, hingga keterangan soal disabilitas.

Data ini dijual seharga 5.000 dollar AS atau setara Rp 74,4 juta dalam file berukuran 4 GB (Compressed) atau 20 GB (Uncompressed). Selain itu, Bjorka juga menyediakan 2 juta sampel data gratis.

KPU sendiri sudah membantah soal kebocoran data tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya