BSSN Akui Sistem Keamanan Siber Indonesia Masih Rentan

Kepala BSSN Hinsa Siburian (tengah).
Sumber :
  • VIVA/Muhammad Naufal

VIVA Tekno – Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) mengakui sistem keamanan teknologi dan informasi di Indonesia masih belum cukup kuat dan masih ada kerentanan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BSSN Hinsa Siburian.

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

"Kita tidak boleh langsung beranggapan bahwa (sistem keamanan Siber) kita ini kuat. Karena kita tahu banyak kerentanan. Pemerintah tentu juga menyadari," kata dia di Kantor BSSN, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa, 13 September 2022.

Hinsa Siburian juga kerap melakukan evaluasi dengan melalukan monitoring kepada lembaga siber pemerintahan apabila terdapat suatu kekurangan pada sistem mereka.

Penjelasan BI soal Layanan Alipay Mau Masuk Indonesia

Selain itu, Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN mengaku lagi memburu hacker Bjorka yang mendapat sorotan publik Tanah Air belakangan ini.

Lebih jauh BSSN juga menyampaikan perihal identitas dari hacker hitam yang mengaku berbasis di Warsawa, Polandia itu juga termasuk salah satunya.

4.266 Personel Gabungan Kawal Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

“Karena memang namanya Bjorka secara di medsos itu siapa orang yang sesungguhnya. Karena, memang ciri ruang siber itu kan bisa menggunakan nama samaran, tentu untuk mendapatkannya butuh waktu dan tentunya, koordinasi,“ ujar Hinsa.

Ia juga menegaskan sudah berkoordinasi dengan aparat terkait, khususnya Bareskrim Polri. “Tentu kita bersama-sama dengan aparat terkait, khususnya Bareskrim Polri, terus kejar untuk mendapatkannya (hacker Bjorka),” tegas dia.

Hinsa Siburian juga menyebutkan hal yang utama dari kasus hacker Bjorka ini adalah mendalami isu dan tujuannya.

“Tapi yang utama perlu kita lihat adalah isu apa dan kira-kira kita mencoba tujuannya apa dia menyebarkan berita-berita atau informasi atau data-data yang sudah kita ketahui semua,” tuturnya.

“Bjorka ini orang lndonesia, luar negeri, dan satu orang atau tim atau bagaimana? Ini yang sedang kita telusuri,” papar purnawirawan bintang tiga TNI Angkatan Darat tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya