Mengapa Telegram Jadi Sarang Konten Porno?

Ilustrasi menonton video porno.
Sumber :
  • dok. pexels

VIVA Tekno – Nama Telegram sangat lekat dengan dunia pornografi. Tidak seperti WhatsApp, aplikasi asal Rusia ini memiliki sejumlah fitur yang mendukungnya menjadi sarang dari konten porno, padahal sudah jelas tertulis di persyaratan bahwa konten pornografi ilegal di larang ada di Telegram.

Heboh Grup Telegram Lecehkan Al Quran dan Islam, Pelaku Langsung Dibekuk Polres Serang

Telegram adalah aplikasi perpesanan di mana pengguna dapat mengirim pesan langsung ke teman-teman, saudara atau keluarga. Di sana pengguna juga dapat berkontribusi ke saluran atau channel publik yang ukurannya tidak terbatas.

User juga dapat mengambil bagian dalam obrolan grup publik atau pribadi dengan orang asing. Grup bisa menampung minimal dua orang serta kelompok terbesar hingga 200.000 pengguna.

Kabar Kematian Raja Charles III dari Media Rusia Dipastikan Hoaks

Kemungkinan salah satu penyebab utama gelombang konten dewasa di platform adalah kemudahan pengguna menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya.

Pamer Kemaluan ke Tetangga, Seorang Lansia di Lampung Timur Ditangkap Polisi

Ilustrasi grup pornografi di Telegram.

Photo :
  • Mashable SE Asia

Saat menggunakan profil di Telegram, baik untuk obrolan grup atau obrolan pribadi, pengguna dapat memilih untuk menyembunyikan nama asli, gambar profil bahkan nomor telepon.

Poin penting lainnya adalah kurangnya moderasi konten pada platform. Moderator mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa mereka memeriksa konten dengan menerima peringatan dari sistem otomatis dan hanya mengklasifikasikan posting sebagai 'spam' dan 'bukan spam'.

Menurut karyawan, mereka tidak secara aktif mencari konten pornografi dan platform tidak memiliki kecerdasan buatan untuk itu.

Kurangnya kontrol konten ini juga bisa sangat disengaja. Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov adalah pendukung kebebasan berekspresi, bahkan mengklaim tidak ada yang dapat diblokir atau dilarang di Telegram.

Pendiri Telegram Pavel Durov.

Photo :
  • Instagram/@durov

Mengolah dari berbagai sumber pada Rabu, 14 September 2022, FAQ Telegram mengatakan bahwa platform tidak akan 'memproses permintaan apa pun' terkait konten ilegal yang muncul dalam obrolan atau kelompok swasta.

Pendekatan lepas tangan ini adalah kunci dari nilai jual utama Telegram sebagai aplikasi perpesanan yang berfokus pada privasi, tetapi memungkinkan penggunanya untuk berbagi konten terlarang dengan sedikit atau tanpa penalti.

Akibatnya Telegram menjadi platform populer untuk menyebarkan pornografi di banyak negara di seluruh dunia, menurut studi yang dilakukan di Israel, Italia dan Korea Selatan.

Obrolan grup Telegram bisa menjadi komunitas besar di mana segala macam informasi dan konten berpindah di antara orang asing.

Dua peneliti Italia yang mempelajari penyebaran pornografi nonkonsensual di Telegram menyebut, mereka hanya perlu mengirim pesan kepada administrator situs web pornografi untuk meminta ditambahkan ke grup Telegram.

Telegram, Signal, dan WhatsApp.

Photo :
  • Kr-Asia

Keduanya kemudian diundang tanpa syarat atau pertanyaan rumit. Begitu mereka menjadi bagian dari grup, mereka menerima tautan dalam Telegram yang juga disebar ke banyak grup lainnya.

Tidak jelas apakah Telegram secara proaktif memantau ruang publiknya atau sepenuhnya bergantung pada laporan pengguna tentang perilaku ilegal.

Selain grup pribadi besar tanpa fungsi pelaporan dan pendekatan lepas tangan untuk memoderasi saluran publik, peneliti Silvia Semenzin dan Lucia Bainotti menemukan fitur-fitur tertentu yang memungkinkan pornografi nonkonsensual berkembang di Telegram.

Adapun fitur yang dimaksud seperti mengizinkan anonimitas, kemampuan untuk mereplikasi dan membuat grup cadangan dengan mudah jika channel ditangguhkan, bot yang memungkinkan otomatisasi penyalahgunaan, operasi bisnis yang berbasis di Dubai serta infrastruktur server terdistribusi untuk menghindari yurisdiksi di negara pengguna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya