Ukraina Mendorong Dunia ke Ambang Bencana Nuklir

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye di Ukraina.
Sumber :
  • RT.com

VIVA TeknoRusia akan mengambil tindakan untuk mencegah bencana yang terjadi atas serangan Ukraina terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye.

Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Duma Negara Rusia, Vyacheslav Volodin kemarin, Selasa, 13 September 2022.

“Tindakan teroris Kiev menempatkan dunia di ambang bencana nuklir. Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi,” kata Volodin, membuka sesi musim gugur legislatif, dilansir dari situs RT, Rabu, 14 September 2022.

Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

Volodin juga mengklaim, kendati pemerintah AS dan parlemen Uni Eropa memilih bungkam untuk ancaman ini, tetapi banyak negara lainnya di dunia yang berbagi keresahan selayaknya yang disuarakan Rusia tentang situasi ini.

Saat ini, Rusia telah menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia sejak bulan Maret lalu dan penyerangan terhadap fasilitas tersebut dimulai sejak Juli.

Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Kementerian Pertahanan Rusia mencatatkan lebih dari 30 serangan artileri dan drone, termasuk juga dua upaya oleh pasukan komando Ukraina untuk menyerbu pabrik.

Tidak berhenti sampai disana, bulan ini Kiev juga telah menuduh Moskow melakukan penembakan untuk membuat Ukraina terlihat buruk, meskipun militernya akhirnya mengaku menargetkan daerah tersebut.

Direktur umum IAEA, Rafael Grossi yang memimpin misi inspeksi ke lokasi mengatakan, baik Rusia dan Ukraina sama-sama tertarik untuk mengajukan gencaran senjata lokal, yang dimana enam reaktor disana saat ini tengah dalam kondisi offline, berkaitan dengan ancaman senjata yang tengah berjalan.

Adapun, Moskow juga telah menolak gagasan penarikan pasukannya dari daerah itu, bagaimanapun, dengan Kremlin mengatakan bahwa satu-satunya diskusi saat ini adalah "tentang memaksa pihak Ukraina untuk menghentikan penembakan biadab" di tempat itu.

Dalam sambutannya pada hari Selasa kemarin, Volodin juga mengatakan, "waktu sekali lagi menunjukkan kebenaran keputusan” oleh Presiden Vladimir Putin untuk mengirim pasukan ke Ukraina pada bulan Februari lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya