Reaksi Warga Ukraina Melihat Elon Musk Jadi Juru Damai Perang

Elon Musk.
Sumber :
  • thetelegraph.co,

VIVA Tekno – Tampaknya, orang terkaya di dunia, Elon Musk merasa "harus" ikut membantu mendamaikan Ukraina dan Rusia.

Seminggu Dilantik,Kolonel Marinir Rana Tancap Gas Gelar Entry Briefing Prajurit Petarung Balasanggha

Elon Musk mencoba diplomasi kursi dengan mengusulkan kompromi yang akan mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina, yang mana tentu memicu kemarahan di antara pengguna Twitter yang tidak terlalu menerima saran bahwa Kyiv harus menyerahkan wilayah ke Kremlin.

CEO Tesla tersebut memposting sebuah survei pilihan "Ya, Tidak" di Twitter-nya yang mencakup ide-idenya sendiri tentang bagaimana mengakhiri kebuntuan di Eropa Timur, yang telah berlangsung selama sekitar enam bulan dan telah membuat pasar minyak dunia tidak stabil.

Wakasal Laksdya TNI Erwin Hadiri Upacara Peringatan HUT Ke-78 TNI AU

Musk menyerukan "pengulangan" dari "pemilihan wilayah yang dianeksasi di bawah pengawasan PBB.” “Rusia akan pergi jika itu adalah keinginan rakyat,” cuit Musk dalam Twitternya.
"Persetan adalah jawaban saya yang paling diplomatis,” cuit diplomat Ukraina, Andrij Melnyk membalas tweet Musk.

Musk kemudian menjabarkan masalah kontroversial tentang masa depan Krimea, menyerukan agar wilayah itu menjadi “secara resmi bagian dari Rusia, seperti yang telah terjadi sejak 1783 (sampai kesalahan Khrushchev).”

Dapat Duit Rp989 Triliun dari AS, Presiden Ukraina Langsung Tulis di Sosmed: Terima Kasih AS

Pemilik Tesla tersebut kemudian mengacu pada keputusan mendiang Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev pada tahun 1954 untuk “menghadiahkan” wilayah Krimea kepada rakyat Ukraina untuk menandai peringatan 300 tahun penggabungan Ukraina dengan kekaisaran Rusia. 

Sejarawan mengatakan bahwa "hadiah" Khrushchev dirancang untuk mengkonsolidasikan kontrol Soviet atas Ukraina karena membawa sejumlah besar etnis Rusia yang tinggal di Krimea ke republik Soviet. 

Musk juga mengusulkan agar "pasokan air ke Krimea terjamin" dan bahwa "Ukraina tetap netral."

“Rencana perdamaian” yang diajukan oleh Musk tampaknya bukan permulaan bagi pendukung Ukraina yang bersikeras bahwa pasukan mereka mengalahkan militer Rusia dan memukul mundur pasukannya. 

Hingga pukul 14.30 Waktu bagian timur, lebih dari 62% dari hampir 1 juta orang yang memberikan suara dalam jajak pendapat menolak ide Musk sementara hanya 37,5% yang memilih "ya". 
Komentar dalam menanggapi jajak pendapat Musk sebagian besar pro-Ukraina. Illia Ponomarkenko, seorang koresponden perang yang berbasis di Ukraina, mentweet: "Elon, kamu mabuk, ayo pulang sekarang." 

Jurnalis Ukraina lainnya, Anastasiia Lapatina, menawarkan "sedikit sejarah aktual" untuk Musk. "Krimea adalah milik Ukraina, dan lebih khusus lagi, milik Tatar Krimea," tweetnya, dengan menandai Musk di utasnya.

"Mereka adalah mayoritas mutlak populasi Krimea sebelum kekaisaran Rusia mencaploknya pada tahun 1783, dan memulai kampanye russifikasi selama berabad-abad, yang mencakup genosida CT pada tahun 1944.” tulis Lapatina "Jangan bertingkah seolah-olah Anda tahu milik siapa Krimea," cuitnya, marah. 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky me-retweet jajak pendapat Musk, namun telah menghapus postingan tersebut.

Pada tahap awal perang, Musk memberi Ukraina akses internet melalui sistem satelit Starlink-nya. Pejabat militer Ukraina memuji satelit berbasis ruang angkasa Musk tersebut dengan menyediakan jalan komunikasi yang sangat dibutuhkan ke Ukraina sehingga bisa melakukan serangan balasan terhadap invasi pasukan Rusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya