Asteroid Tidak Hanya Musnahkan Dinosaurus tapi Sebabkan Tsunami

Ilustrasi Tsunami.
Sumber :
  • pixabay

VIVA Tekno – Temuan baru menunjukkan, asteroid yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun lalu  ternyata juga membangkitkan gelombang tsunami besar yang terentang dari Amerika Utara hingga Selandia Baru.

Monster Laut Raksasa Setinggi 82 Kaki Ditemukan di Pantai Inggris, Bisa Jadi Reptil Laut Terbesar

Hal ini ditemukan setelah peneliti mempelajari sedimen purba dari lebih 100 situs di seluruh dunia, guna melihat seberapa ekstrem gelombang tersebut berdampak, mengutip dari situs Gizmodo, Rabu, 5 Oktober 2022.

Temuan ini dipresentasikan pada pertemuan perkumpulan Geofisik Amerika Serikat pada tahun 2018, sekaligus juga dipublikasikan pada jurnal AGU Advances.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

"Tsunami ini cukup kuat untuk mengganggu dan mengikis sedimen di cekungan laut di belahan dunia, meninggalkan celah dalam catatan sedimen atau tumpukan sedimen yang lebih tua,” kata Molly Range, paleoceanographer di University of Michigan dan penulis utama studi.

Kala asteroid menghujam bumi pada era Cretaceous akhir itu, asteroid tersebut membunuh lebih dari sepertiga kehidupan di bumi. Kendati begitu, dinosaurus seperti Edmontosaurus, Triceratops, dan Tyrannosaurus masih tetap hidup dan menjadi cikal bakal burung modern yang ada hari ini.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Range beserta timnya melihat lapisan geologis yang terkait dengan dampak asteroid dan dampak langsungnya, yang dikenal sebagai batas K-Pg (Cretaceous-Paleogene).

Mereka kemudian membandingkan distribusi sedimen yang sebenarnya pada batas 120 K-Pg di seluruh dunia dengan model yang mereka buat untuk merekonstruksi gelombang besar yang mungkin disebabkan oleh asteroid Chicxulub.

Tim memodelkan propagasi tsunami dalam dua tahap, model pertama untuk memperkirakan gelombang langsung dari peristiwa, dan yang kedua guna memodelkan bagaimana tsunami berasal dari sumbernya dalam skala global.

Pekerjaan mereka menunjukkan bahwa, sekitar 2,5 menit setelah tumbukan asteroid, dinding air setinggi 2,8 mil didorong keluar dari sumbernya.

Empat jam setelah tumbukan Chicxulub, gelombang tsunami tersebut diperkirakan telah mencapai Samudera Pasifik melalui Central American Seaway dan sehari setelah tumbukan, gelombang tsunami yang melintasi Atlantik dan Pasifik akan tiba di Samudra Hindia.

Rekan penulis Brian Arbic, ahli kelautan fisik di University of Michigan, mengatakan dalam rilis bahwa catatan geologi menguatkan apa yang diprediksi model akan menjadi sedimen yang paling parah terkena dampak di lautan.

Misalnya, situs K-Pg di Selandia Baru yang berlokasi lebih dari 7.500 mil dari Yucatán, tempat asteroid menghantam juga turut sangat terganggu.

Gangguan tersebut sebelumnya dikaitkan dengan gempa bumi lokal, tetapi berdasarkan usia dan lokasinya, tim baru-baru ini percaya bahwa sedimen tersebut terganggu oleh gelombang yang diciptakan oleh hantaman asteroid Chixculub.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya