Sukses Meluncurkan Satelit, Roket China Langsung Pecah Berkeping-keping

Roket Long March 6A milik China.
Sumber :
  • OurSpace

VIVA Tekno – China mengirim satelit pemantau lingkungan Yunhai 3 ke orbit pada hari Jumat, 11 November kemarin dengan menumpang Long March 6A, merupakan roket baru negara dan menjadi perjalanannya yang kedua.

Jonatan Christie Won BAC 2024 After Defeating Li Shi Feng

Long March 6A lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan yang berbukit di China utara pada pukul 17:52 EST. Peluncuran ini hanya berjarak beberapa jam sebelum China meluncurkan kargo terbarunya untuk misi stasiun luar angkasa Tiangong.

Satu jam setelah peluncuran, satelit memasuki orbit yang dituju menurut Shanghai Academy of Spaceflight (SAST), produsen kendaraan peluncuran milik negara.

Terpopuler: Jojo Rusak Pesta China, Elkan Baggott Menggila

SAST dan media pemerintah China mengatakan bahwa satelit dirancang untuk melakukan survei atmosfer dan lingkungan laut, survei lingkungan luar angkasa, pekerjaan pencegahan dan pengurangan bencana, serta eksperimen ilmiah. 

Yunhai 3 sekarang mengorbit pada ketinggian sekitar 520 mil (840 kilometer) di atas Bumi dalam orbit sinkron Matahari atau SSO, yang berarti melewati kutub dan titik tertentu di Bumi pada waktu yang sama setiap hari.

Top Trending: Sopir Bis Bawa Penumpang Makan di Rumah Mertua hingga Ramalan Jayabaya

Ilustrasi stasiun antariksa Tiangong-1 di orbit

Photo :
  • ww.gbtimes.com

Namun, salah satu bagian dari misi yang tidak berjalan sesuai rencana adalah kinerja tahap atas roket setelah meluncurkan Yunhai 3 ke orbit, menurut situs Space, Selasa, 15 November 2022.

Tahap roket mengalami perpecahan dan terbagi menjadi lebih dari 50 buah di berbagai ketinggian, menambah ancaman puing- puing ruang angkasa di orbit Bumi yang rendah.

Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa AS mengumumkan pecahnya tahap atas Long March 6A di Twitter pada Minggu, 13 November kemarin.

Skuadron menyatakan bahwa mereka melacak lebih dari 50 bagian terkait pada ketinggian yang diperkirakan 310 mil hingga 435 mil (500 hingga 700 km) dan memasukkan peristiwa ini ke dalam penilaian konjungsi rutin untuk mendukung keselamatan penerbangan luar angkasa.

Sejumlah pengamatan juga telah dilakukan dari permukaan Bumi, menggambarkan pecahnya dan fragmentasi tahap roket. Potongan yang berbeda berjatuhan dan berputar dengan cepat, menciptakan pola kilatan saat terkena sinar Matahari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya