Meteorit Kuno Kemungkinan Jawab Asal-usul Air yang Ada di Bumi

Meteorit Winchcombe yang dicurigai membawa air ke Bumi.
Sumber :
  • Trustees of the Natural History Museum

VIVA Tekno – Sebuah meteorit kuno yang jatuh di jalan masuk Inggris mungkin akan memecahkan misteri dari mana air Bumi berasal. Batuan luar angkasa berusia 4,6 miliar tahun ini mendarat di depan sebuah rumah keluarga di kota Inggris Winchcombe pada Februari 2021.

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Benda itu mengandung air yang sangat mirip dengan komposisi kimiawi air yang ditemukan di Bumi, memberikan penjelasan tentang kemungkinan bagaimana planet kita dianugerahi dengan zat pemberi kehidupan.

Ketika planet-planet berbatu di tata surya muda pertama kali bergabung —menggumpal dari awan panas gas dan debu yang mengepul di dekat Matahari— mereka terlalu dekat dengan bintang kita untuk membentuk samudera.

Hujan Deras di Bogor, Satu Pintu Bendungan Katulampa Jebol

Setelah melewati titik tertentu yang disebut garis es, tidak ada es yang bisa lolos dari penguapan, membuat Bumi muda menjadi tandus dan tidak ramah.

Para ilmuwan berpikir ini berubah setelah Bumi mendingin, ketika rentetan asteroid es dari luar Tata Surya membawa air beku ke planet kita untuk kemudian mencair.

BMKG: Kalimantan Diguncang Tujuh Kali Gempa pada 29 Maret-4 April 2024

Pantai Samudera, Kalimantan Barat

Photo :
  • VIVA.co.id/Ngadri (Kalimantan Barat)

Mengutip dari situs Live Science, Rabu, 23 November 2022, analisis baru meteorit Winchcombe yang diterbitkan 16 November di jurnal Science Advances telah mendukung teori ini.

"Salah satu pertanyaan terbesar yang diajukan komunitas ilmiah adalah bagaimana kita bisa sampai di sini?" Menurut penulis studi, Luke Daly.

Analisis pada meteorit Winchcombe ini memberikan wawasan tentang bagaimana Bumi bisa memiliki air. Para peneliti akan terus mengerjakam spesimen ini selama bertahun-tahun yang akan datang. Membuka lebih bnyak rahasia tentang asal usul Tata Surya kita.

Batuan luar angkasa, jenis kaya karbon langka yang disebut chondrite karbon, dikumpulkan hanya beberapa jam setelah dihancurkan ke tanah dan sebagian besar tetap tidak terkontaminasi.

"Ini menjadikannya salah satu meteorit paling murni yang tersedia untuk dianalisis. Benda itu juga menawarkan hal menggiurkan tentang komposisi asli tata surya," kata penulis utama Ashley King, seorang peneliti di Museum Sejarah Alam di London.

Bumi dan Matahari yang dilihat dari luar angkasa.

Photo :
  • Getty Images

Untuk menganalisis mineral dan elemen di dalam batu, para peneliti memoles, memanaskan, dan membombardirnya dengan sinar-X dan laser, mengungkapkan bahwa itu berasal dari asteroid yang mengorbit di sekitar Jupiter dan 11 persen massa meteorit itu adalah air.

Hidrogen dalam air asteroid datang dalam dua bentuk hidrogen normal dan isotop hidrogen yang dikenal sebagai deuterium, yang membentuk air berat.

Para ilmuwan menemukan bahwa rasio hidrogen terhadap deuterium cocok dengan rasio yang ditemukan dalam air di Bumi, yang secara kuat menyiratkan bahwa air meteorit dan air planet kita memiliki titik asal yang sama. Asam amino, penyusun protein dan kehidupan selanjutnya juga ditemukan di dalam batu.

Untuk memperluas penelitian ini, para ilmuwan dapat menganalisis batuan ruang angkasa lain yang mengambang di sekitar Tata Surya, seperti asteroid Ryugu yang juga ditemukan mengandung bahan penyusun kehidupan.

Sebuah survei komprehensif terhadap batuan antariksa Tata Surya dapat memberi para ilmuwan wawasan yang lebih baik tentang batuan mana yang membantu menyemai Bumi purba, dan dari mana asalnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya