Kecerdasan Buatan Turun Gunung Meramal Pemenang Piala Dunia 2022 Qatar

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Sumber :
  • Analytics Insight

VIVA Tekno – Piala Dunia FIFA 2022 yang lagi berlangsung di Qatar menjadi arena bertaruh tidak hanya para bandar judi, tapi juga sejumlah lembaga keuangan dunia. Motifnya jelas ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari event akbar tersebut.

Asosiasi sepak bola dunia FIFA memperkirakan lima miliar orang menonton laga-laga yang digelar di Qatar pada tahun ini. Tapi, meramal, memprediksi atau pun menerawang siapa pemenang Piala Dunia tidaklah mudah. Sulit diprediksi.

"Kebiasaan berjudi terkait keinginan manusia demi kepuasan. Apakah itu soal duit atau sedikit kegembiraan. Bahkan, ketika tanpa uang sekali pun," kata Profesor Robert Simmons, ahli ekonomi Universitas Lancaster, Inggris, seperti dikutip dari situs BBC, Minggu, 27 November 2022.

Berikut salah satu cara meramal pemenang Piala Dunia 2022 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), kendati hal tersebut, sekali lagi, belum tentu akurat.

Timnas Brasil juara Piala Dunia 2002

Photo :
  • AP Photo/Thomas Kienzle

Algoritma dan kecerdasan buatan adalah cara terbaru untuk memprediksi negara mana yang bakal mengangkat trofi Piala Dunia pada 18 Desember mendatang.

Metode ini ramai diperbincangkan saat diperkenalkan oleh Alan Turing Institute, pusat riset utama ilmu data dan kecerdasan buatan di Inggris.

Para ilmuwan di lembaga tersebut menjalankan 100 ribu simulasi komputer dari 64 laga selama Piala Dunia, dengan menggunakan hasil dan statistik sebelumnya.

Pemenang lima kali trofi Piala Dunia, Brasil, berada di posisi teratas nyaris satu dari empat kali simulasi. Lalu, diikuti Belgia dan pemenang dua kali turnamen sepakbola empat tahunan ini, Argentina dan Prancis.

Striker Timnas Prancis, Kylian Mbappe rayakan gol

Photo :
  • AP Photo/Thanassis Stavrakis

"Kami tentu saja tidak akan merekomendasikan. Siapa pun yang bertaruh. Tidak peduli seberapa bagus model Anda, sepak bola adalah permainan acak. Unpredictable," ungkap Alan Turing Institute.

Salah satu lembaga keuangan, Liberium Capital yang berbasis di London, Inggris, dengan ahli strategi Joachim Klement, sempat berhasil memprediksi pemenang Piala Dunia 2014 dan 2018 lewat algoritma yang dikembangkannya.

Sebagai informasi, Juara Piala Dunia 2014 adalah Jerman dan Prancis merebutnya empat tahun kemudian. Tapi, bukankah perhitungan itu semata-mata acak?

Joachim Klement menegaskan faktor acak memainkan peran yang lebih dominan ketimbang lainnya. "Model algoritma kami hanya menentukan 45 persen peluang tim untuk memenangkan turnamen Piala Dunia. Sisanya atau 55 persen adalah keberuntungan belaka," jelas Klement.

Timnas U23 Dicurangi Wasit, Fitri Carlina Sangat Kecewa dan Ungkapkan Kekesalannya
Pemain Timnas Qatar U-23 merayakan gol

Gol Menit 103, Qatar Lolos Perempat Final Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Yordania

Timnas Qatar U-23 menjadi tim pertama yang lolos ke babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Kepastian itu didapat usai sang tuan rumah mengalahkan Yordania.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024