- The Economic Times
VIVA Tekno – Taiwan sedang mencari investor untuk membuat penyedia komunikasi satelitnya sendiri yang terinspirasi oleh karya 'Starlink Elon Musk di Ukraina' untuk mengusir serangan China, menurut tiga orang yang mengetahui masalah tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa mereka saat ini sedang dalam pembicaraan dengan beberapa investor domestik dan internasional, mengumpulkan dana untuk proyek tersebut dengan Badan Antariksa Taiwan (TASA) mengincar penggunaan divisi satelit yang ada untuk proyek.
"Kami akan mengubah proyek komunikasi satelit orbit rendah kami menjadi sebuah perusahaan," kata seorang pejabat senior di TASA kepada media.
Audrey Tang, Menteri Digital Taiwan, mengatakan proyek tersebut terinspirasi oleh Starlink. Tang menambahkan bahwa akan memakan waktu beberapa tahun untuk mewujudkan proyek tersebut.
SpaceX berupaya mengoperasikan jaringan 29.988 satelit orbit non-geostasioner untuk konstelasi Starlink-nya, yang menyediakan internet ke area dengan sedikit atau tanpa akses. Starlink saat ini memiliki sekitar 3.500 satelit yang aktif di orbit rendah Bumi.
SpaceX Starlink satellites.
- GeekWire
Perusahaan Elon Musk itu telah memainkan peran kunci dalam membantu militer Ukraina untuk beroperasi dan berkomunikasi di medan perang, menurut situs Sputniknews, Sabtu, 7 Januari 2023.
Namun, pada September 2022, SpaceX mengirim surat ke Departemen Pertahanan AS meminta dana untuk sistem Starlink di Ukraina, mengklaim tidak dapat lagi memberi subsidi. Tapi Musk kemudian menarik permintaan tersebut.
Tidak hanya di negara yang tengah berpolemik dengan Rusia, Elon Musk juga memiliki hampir 100 Starlink aktif di Iran sebagai bagian dari upaya yang didukung AS untuk memajukan kebebasan internet dan aliran informasi bebas ke Iran.
Layanan broadband berbasis satelit dapat membantu warga Iran menghindari pembatasan pemerintah untuk mengakses internet dan platform media sosial tertentu di tengah protes di seluruh negeri.
Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang
Seorang wanita Korea mengalami kerugian besar $50 ribu atau sekitar Rp810 miliar setelah tertipu oleh penipuan yang melibatkan akun palsu mengaku sebagai Elon Musk.
