Inti Bumi Berhenti Berputar dan Rotasinya jadi Lawan Arah

Ilustrasi inti bumi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno – Seismolog telah menerbitkan sebuah studi di jurnal Nature Geoscience, mengungkapkan apa yang mereka yakini sebagai pembalikan inti bumi, yang berpotensi mempengaruhi rotasi bumi itu sendiri.

Kerusakan Iklim dan Alam Jadi Tanda Kiamat? Begini Penjelasan Al Quran dan Sains

Dalam studi tersebut peneliti Xi Yang dan Xiaodong Song dari Universitas Peking percaya bahwa inti dalam benar-benar menghentikan proses rotasinya setelah melihat data yang mengukur perubahan bentuk gelombang dan waktu perjalanan gelombang seismik sejak 1960-an.

Saat meninjau data, mereka menemukan para pejabat menetapkan bahwa gelombang seismik menunjukkan sedikit aktivitas selama sekitar satu dekade hingga 2009, ketika perubahan temporal dalam bentuk gelombang secara bersamaan konsisten menghilang, menunjukkan bahwa itu berhenti berputar sepenuhnya.

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Pasca 2009, perubahan seismik menunjukkan perubahan, berputar ke arah yang berlawanan, melansir dari situs Sputnik News, Kamis, 26 Januari 2023.

Song dan Yang percaya inti dalam dapat berosilasi dengan periodisitas sekitar 70 tahun sambil berpindah arah setiap 35 tahun atau lebih. Osilasi tersebut menurut mereka dapat membantu menjelaskan variasi 60 hingga 70 tahun lamanya hari Bumi.

BMKG: Kalimantan Diguncang Tujuh Kali Gempa pada 29 Maret-4 April 2024

“Kami mengalami gempa bumi berulang yang terjadi di lokasi yang sama. Ini seperti kita sedang melakukan CT scan untuk Bumi," ujar Yang.

Ilustrasi rotasi bumi

Photo :
  • U-Report

Jika hipotesis mereka benar, tidak ada yang 'buruk' yang terjadi pada kehidupan di planet Bumi. Pembalikan tersebut seharusnya tidak begitu kuat untuk mempengaruhi medan magnet Bumi, misalnya membuat kutub utara dan kutub selatan terbalik. Meski begitu peristiwa ini dapat mempersingkat panjang hari sepersekian milidetik selama setahun.

"Ini memiliki efek pada medan magnet dan rotasi bumi dan mungkin proses permukaan serta iklim. Sulit untuk mengatakan baik atau buruk, tetapi ini jadi sesuatu yang harus diperhatikan sebagai bagian dari perubahan global Bumi,” jelas Song.

Secara teori ini sudah berlangsung lama tetapi para peneliti hanya bisa mengamati selama beberapa dekade saja.

“Perubahan yang mereka amati valid meskipun apa yang sebenarnya terjadi tidak begitu jelas,” kata John Vidale, seorang profesor ilmu Bumi di University of Southern California, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Menurutnya para peneliti itu memiliki analisis yang sangat bagus. Vidale berpendapat ada teori lain dalam komunitas geosains yang mengatakan bahwa inti dalam mengubah rotasinya, tetapi pada interval yang lebih pendek daripada siklus 70 tahun yang dihipotesiskan oleh Yang dan Song. 

“Kemungkinan besar ini tidak relevan dengan kehidupan di permukaan, tetapi kita sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi. Ini jadi tugas kita untuk mencari tahu," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya