Studi Bilang Wanita Lebih Besar Menderita Reaksi Obat yang Merugikan

Ilustrasi minum obat.
Sumber :
  • Times of India

VIVA Digital – Tampaknya, berita kurang baik datang untuk para kaum wanita. Ilmuwan baru saja temukan bahwa wanita dan pasien dengan konsumsi jumlah obat yang lebih tinggi, ternyata berisiko lebih besar untuk menderita reaksi obat yang merugikan. 

Penjual Kopi Temukan Jasad Wanita Tanpa Kepala di Tangerang

Lebih dari seperempat orang yang menjalani pengobatan jangka panjang mengalami setidaknya satu reaksi obat yang merugikan (ADR) selama enam tahun. Mereka yang diresepkan 10 obat atau lebih memiliki risiko tiga kali lipat mengalami reaksi seperti mual dan bengkak. 

Dalam studi terbesar yang berfokus pada kejadian efek samping obat oleh pasien dalam perawatan primer, para ilmuwan memantau 592 pasien berusia 70 tahun ke atas dari 15 praktik umum di Republik Irlandia selama periode enam tahun, melansir New York Post. 

Viral Seorang Wanita Terapkan Hidup Hemat Ekstrem: Bisa Menabung Rp1,1 Miliar

Ilustrasi minum obat.

Photo :
  • U-Report

Secara keseluruhan, sebagian besar reaksi merugikan yang teridentifikasi masih ringan dan teratasi, demikian temuan mereka.

5 Tips Aman dan Nyaman Mudik untuk Ibu Hamil, Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter Kandungan

Sekitar 11 persen memiliki tingkat keparahan sedang sementara delapan pasien harus dirawat di rumah sakit akibat reaksi obat. 

Namun, temuan lain menyatakan bahwa wanita setidaknya 50 persen lebih mungkin mengalami reaksi obat yang mengerikan atau ADR dibandingkan pria, sebagai akibat dari susunan biologis yang berbeda antar jenis kelamin.

Profesor Emma Wallace, dari University College Cork, mengatakan para peneliti ingin memastikan seberapa umum masalah ini dan seberapa parah reaksi obat yang merugikan. Dia menjelaskan: “Kami menemukan bahwa satu dari empat orang tua mengalami setidaknya satu reaksi obat yang merugikan selama periode enam tahun,” tulis penelitian itu.

“Mayoritas reaksi obat yang merugikan secara klinis ringan, tetapi 11 persen adalah tingkat keparahan sedang dan delapan pasien mengalami rawat inap darurat sebagai akibat dari reaksi obat yang merugikan,” lanjutnya.

"Lalu, kami menemukan bahwa wanita dan mereka yang diresepkan semakin banyak obat lebih mungkin mengalami reaksi obat yang merugikan," jelasnya. 

Dia menambahkan: "Wanita dan pria dapat merespon secara berbeda terhadap efek obat, baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya, dan juga cara tubuh kita memproses dan memecah obat dapat bervariasi berdasarkan jenis kelamin,"

Ilustrasi obat.

Photo :
  • U-Report

"Jenis obat yang diresepkan juga dapat bervariasi antara pria dan wanita."

ADR bisa sulit untuk diidentifikasi pada orang dewasa yang lebih tua secara medis kompleks karena sering muncul sebagai gejala non-spesifik, kata para ilmuwan. Contoh efek samping termasuk mulut kering, pergelangan kaki bengkak, sakit kepala dan mual, menurut temuan yang dipublikasikan di British Journal Of General Practice.

Sementara itu, kelompok obat yang paling sering dikaitkan dengan ADR termasuk yang digunakan untuk tekanan darah tinggi dan kondisi jantung lainnya, obat penghilang rasa sakit yang kuat seperti tramadol dan antibiotik seperti amoksisilin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya