Anggota Dewan Khawatir Penggunaan AI jadi Tidak Terkendali

Ilustrasi karyawan diawasi kecerdasan buatan.
Sumber :
  • IT PRO

VIVA Tekno – OpenAI ChatGPT yang diluncurkan Microsoft pada akhir November 2022 mendapat reaksi beragam dari industri karena kemampuannya meniru percakapan manusia dan menghasilkan teks unik berdasarkan permintaan pengguna.

Anggota Parlemen Buruh Australia, Julian Hill, mengklaim bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat digunakan untuk 'penghancuran massal'.

Hal itu dikatakan dalam pidato parlementer pertama di negara tersebut yang sebagian ditulis oleh ChatGPT, sebuah chatbot bertenaga AI buatan Micsoroft.

Anggota dewan itu menyerukan penyelidikan untuk menilai semua risiko dan manfaat AI, yang menurutnya dapat mengakibatkan siswa curang, disinformasi, dan aplikasi militer yang tidak terkendali di antara tantangan lainnya.

Jullian Hill memberi tahu seluruh anggota dewan tentang laporan media baru-baru ini tentang siswa di Australia menggunakan AI untuk menyontek saat ujian, menurut situs Sputniknews, Rabu, 8 Februari 2023.

Teknologi AI, seperti perangkat lunak pintar yang dapat menulis esai dan menghasilkan jawaban, menjadi lebih mudah diakses oleh siswa, memungkinkan mereka menyelesaikan tugas dan ujian tanpa benar-benar memahami materi yang menimbulkan kekhawatiran bagi guru, yang khawatir akan dampaknya terhadap integritas sistem pendidikan,” ujarnya.

Artificial intelligence atau kecerdasan buatan.

Photo :
  • Science HowStuffWorks

Anggota Parlemen Victoria ini memperingatkan bahwa teknologi AI dapat membantu siswa secara efektif melewati proses pendidikan dan mendapatkan keuntungan yang tidak adil karena guru tidak dapat mengidentifikasi dan mengatasi kecurangan.

Julian Hill memperingatkan bahwa risiko terkait AI lainnya berkaitan dengan potensi kehilangan pekerjaan, mengklaim bahwa teknologi itu dapat melanggengkan bias dan diskriminasi yang ada dan dapat digunakan untuk tujuan jahat, seperti serangan dunia maya dan kampanye disinformasi maupun hoax.

Ia pun bersikeras bahwa AI memiliki potensi untuk mengubah peperangan dengan konsekuensi serius bagi keamanan nasional.

Anggota dewan ini berpendapat bahwa jika AI melampaui kecerdasan manusia, di mana hal itu bisa menjadi ancaman bagi militer sehingga berpotensi membuat kemampuan pertahanan Australia saat ini menjadi usang.

Meski begitu, evolusi banyak industri, termasuk perawatan kesehatan, transportasi, dan keuangan, AI dianggap mampu meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan pengambilan keputusan.

“Artificial General Intelligence (AGI) memiliki potensi untuk merevolusi dunia kita dengan cara yang belum dapat kita bayangkan. Jika AGI melampaui kecerdasan manusia, hal itu dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi umat manusia jika tujuan dan motivasinya tidak selaras dengan tujuan dan motivasi kita," tutur Julian Hill.

Jika manusia berhasil mengendalikan AGI sebelum ledakan intelijen, itu bisa mengubah sains, ekonomi, lingkungan dan masyarakat dengan kemajuan di setiap bidang usaha manusia.

 

Israel Bombardir Rafah, Puluhan Warga Gaza Tewas

TNI AL Kembali Diperkuat 2 Kapal Perang PC 40 Terbaru Buatan Dalam Negeri
VIVA Militer: Sertijab Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila

Kolonel Bayu Telah Resmi Lantik Raja Aibon Jadi Kesatria Tanah Wali, Dandim Purwakarta

Raja Aibon Komandan Satuan Terbaik Kostrad.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024