Oral Seks Lebih Bahaya dari Alkohol dan Rokok

Ilustrasi penis.
Sumber :
  • Doc. Unsplash

VIVA Tekno – Seks memang tak melulu tentang penetrasi. Bahkan, tak sedikit orang yang mencari kenikmatan melalui cara lain, termasuk seks oral atau melalui mulut. Namun, menurut penelitian terbaru oleh ahli, oral seks menjadi faktor utama kanker tenggorokan. Berikut penjelasannya.

Usai Didiagnosis Kanker, Kate Middleton dan Keluarganya Memutuskan Pergi Berlibur

Oral seks adalah "faktor risiko" utama untuk kanker orofaringeal, jenis kanker tenggorokan tertentu yang menyerang amandel dan bagian belakang tenggorokan, menurut seorang ahli dari Inggris.

Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi peningkatan pesat pada kanker tenggorokan, mungkin dapat dikatakan sebagai "epidemi" di Barat, ujar Dr. Hisham Mehanna, seorang profesor di Institut Ilmu Kanker dan Genomik Universitas Birmingham, menulis penelitiannya di The Conversation awal minggu ini.

Dokter Anak Internasional Gelar Workshop Champion Imunisasi, Ini Manfaatnya untuk Anak Indonesia

Ilustrasi penderita radang tenggorokan.

Photo :
  • U-Report
Kate Middleton Jalani Kemoterapi Preventif, Benarkah Bisa Bunuh Sel Kanker 100 Persen?

Meski kanker tenggorokan sering dikaitkan sebagai akibat dari merokok, penyebab utama kanker orofaringeal adalah human papillomavirus (HPV), yang juga merupakan penyebab utama kanker serviks. Baik di AS maupun Inggris, kanker orofaring sekarang lebih umum daripada kanker serviks, tulisnya.

Karena HPV ditularkan secara seksual, "Untuk kanker orofaringeal, faktor risiko utamanya adalah jumlah pasangan seksual seumur hidup, terutama oral seks," kata Mehanna.

"Mereka yang memiliki enam atau lebih pasangan seks oral seumur hidup 8,5 kali lebih mungkin mengembangkan kanker orofaring daripada mereka yang tidak melakukan oral seks," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa oral seks adalah faktor risiko terbesar untuk mengembangkan kanker, melebihi merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan yang tidak sehat.

Mehanna mengatakan ada juga beberapa bukti bahwa remaja memilih seks oral sebagai upaya untuk menghindari seks penetrasi.

Sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan Mehanna, menunjukkan bahwa sementara sekitar 80% orang dewasa di Inggris dilaporkan melakukan oral seks di beberapa titik dalam hidup mereka, hanya sejumlah kecil yang terkena kanker.

“Teori yang berlaku adalah bahwa kebanyakan dari kita tertular infeksi HPV dan mampu membersihkan (virus tersebut) sepenuhnya,” tulisnya, seraya mengatakan sejumlah kecil orang tidak dapat menyingkirkan infeksi virus karena cacat pada sistem kekebalan tubuh mereka.

"Pada pasien yang tidak dapat membersihkan HPV, virus mampu bereplikasi terus menerus, dan dari waktu ke waktu berintegrasi pada posisi acak ke dalam DNA inang, beberapa di antaranya dapat menyebabkan sel inang menjadi kanker," lanjutnya.

Ilustrasi pisang sebagai penis.

Photo :
  • Freepik

Vaksin HPV yang sangat efektif kini sudah tersedia secara luas (termasuk Indonesia) dan beberapa negara telah merekomendasikan bahwa vaksin HPV harus netral gender, dan Mehann menyarankan agar anak laki-laki juga menerima vaksin sebagai tindakan pencegahan.

Dengan kata lain, peningkatan kanker orofaringeal dapat dikurangi dengan mempraktekkan seks yang aman dan divaksinasi terhadap virus.

Pada 2013, aktor Michael Douglas menyoroti hubungan antara oral seks dan kanker tenggorokan ketika dirinya mengatakan sebagian penyebab diagnosisnya.

Ia mengaku juga pernah menjadi perokok dan peminum, gabungan itu bisa menjadi faktor paling signifikan pemicu kanker tenggorokan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya