Elon Musk Caci Maki Miliarder Yahudi Penghancur Ekonomi Indonesia
- Stars and Stripes
VIVA Tekno – Kepala Eksekutif SpaceX, Tesla dan Twitter, Elon Musk, caci maki orang tua. Nah, orang tua yang dimaksud bukan ayah atau ibunya, melainkan miliarder Yahudi George Soros.
Hal tersebut setelah Soros Fund Management melapor kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) bahwa mereka melepas investasinya di Tesla pada akhir Maret 2023.
Miliarder Yahudi George Soros, yang pada 1997-1998 sukses membuat berantakan ekonomi Indonesia, Malaysia dan Thailand itu, memiliki 132 ribu saham Tesla pada akhir tahun lalu, tetapi justru melepas seluruh sahamnya pada bulan-bulan pembukaan tahun ini setelah sahamnya naik 68 persen dalam periode Januari hingga Maret.
Dan kini, saham Tesla anjlok sebesar 11 persen dalam satu bulan terakhir. Soros Fund Management juga melepas saham lain dari portofolionya, termasuk Amazon dan Alphabet – induk usaha Google.
Tak pelak, apa yang dilakukan miliarder Yahudi berusia 92 tahun tersebut membuat Elon Musk murka. Ia pun mencaci maki George Soros di akun Twitter miliknya yang menyebutnya sebagai 'pembenci kemanusiaan'. Musk juga membandingkan Soros dengan Magneto - penjahat di film X-Men.
"(Apa yang dilakukan) Soros mengingatkan saya kepada Magneto. Anda menganggap itu (melepas semua saham Tesla) niat baik. Tapi faktanya tidak sama sekali. Soros pembenci kemanusiaan," ungkap Elon Musk, melalui cuitannya di akun Twitter, seperti dikutip dari situs Russian Today, Rabu, 17 Mei 2023.
Magneto adalah karakter utama dalam film besutan Marvel Comics, X-Men. Magneto memiliki kemampuan untuk mengontrol medan magnet lewat pikiran. Seperti Soros, Magneto merupakan orang yang selamat dari tragedi Holocaust.
Usai cuitannya tersebut, Elon Musk dituduh sebagai sosok yang mempromosikan gerakan anti-Semit oleh David Kaye, seorang mantan utusan khusus PBB untuk kebebasan berekspresi.
"Twitter di bawahnya benar-benar menghadirkan kebebasan berbicara versi sekolah dasar. Ia menentang tuntutan pemerintah, anti-Semit yang memancing George Soros, dan seorang ekstremis," jelas Kaye.