Segini Dana yang Dihabiskan untuk Bangun Tol Langit Satelit Satria-1

Satelit Satria-1.
Sumber :
  • Thales Alinea Space

VIVA Tekno – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyebut investasi Satelit Satria-1 yang akan diluncurkan pada 19 Juni 2023 mendatang, menghabiskan US$540 juta atau Rp8 triliun.

Selangkah Lagi, Ribuan Tentara Korea Utara Terobos Ukraina

"Nilainya US$540 juta, ada peningkatan dari sebelumnya US$450 juta (Rp6,6 triliun) karena ada berbagai persoalan, seperti perang Rusia-Ukraina," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong di Jakarta, Selasa, 13 Juni 2023.

Usman menjelaskan bahwa 'tol langit' ini dirakit di Thales Alenia Space, Prancis. Mestinya ini diangkut menggunakan pesawat kargo Antonov. Namun karena perang, Satria-1 akhirnya diangkut melalui jalur darat sehingga memerlukan waktu lama dan dananya jadi meningkat. 

Sekolah Pasukan Khusus Rusia Diserang Drone Misterius

Satelit Awalnya akan menghasilkan koneksi internet di 150 ribu titik, menghubungkan sekolah dan kantor pemerintah di desa-desa, polisi, TNI, hingga puskesmas supaya bisa menjangkau internet di daerah blank spot atau tidak tersentuh sinyal komunikasi. 

Teknologi tersebut akan beroperasi dengan Stasiun Bumi sehingga sama sekali tidak bergantung dengan base transceiver station (BTS) karena dipancarkan melalui wifi.

Impor Tomaawk Amerika, Ukraina Nafsu Hancurkan 12 Pabrik Rudal Rusia 

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo, Usman Kansong.

Photo :
  • Misrohatun Hasanah

"Satria-1 baru bisa beroperasi januari 2024 karena butuh waktu untuk menemukan orbit atau sekitar 6 bulan lagi. Desember ini sudah bisa diujicobakan. Sementara Stasiun Bumi itu ada 11 yang sudah bisa dioperasikan," ujar Usman. 

Satelit Nusantara 3 sebagai badan usaha penyelenggara Satria-1 akan bertanggung jawab terhadap satelit hingga usia sekitar 15 tahun. Setelah itu akan diserahkan ke pemerintah sampai pada usia 20 tahun. 

Satria-1 akan meluncur pada 19 Juni 2023 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menumpang roket Falcon 9 dari perusahaan Elon Musk, SpaceX. 

Teknologi ini memiliki kapasitas 150 Gbps. Kapasitas transisi yang disediakan diklaim tiga kali lebih besar dari sembilan satelit aktif yang digunakan di Indonesia. 

Saat ini Indonesia menggunakan delapan satelit untuk kebutuhan telekomunikasi nasional dengan total kapasitas 50GB per detik. 27Gbps diantaranya digunakan oleh pemerintah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya