Duet China - Rusia Ancam Dominasi AS di Luar Angkasa

Rusia dan China vs AS di Bulan.
Sumber :
  • Mining.com

Jakarta, VIVA – Kerja sama antara China dan Rusia dalam eksplorasi luar angkasa semakin memperkuat posisi kedua negara. Duet ini menjadi ancaman serius bagi dominasi Amerika Serikat (AS) di sektor luar angkasa.

Ribuan Tentara Rusia Mulai Angkat Kaki dari Suriah

Belakangan, keduanya telah mengadakan serangkaian pertemuan dan diskusi yang fokus pada eksplorasi luar angkasa untuk tujuan damai, tetapi dampaknya jauh lebih luas dari sekadar misi damai.

Dalam pertemuan terbaru yang berlangsung di Moskow, Rusia dan China membahas berbagai hal. Mulai dari regulasi hukum internasional hingga keamanan dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa, seperti dilansir dari laman RT.

Bos NATO Sebut Rusia dan Iran Terlibat Dalam Kejahatan Presiden Suriah al-Assad

Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat koordinasi antara kedua negara, baik dalam kerangka kerja sama bilateral maupun di forum-forum multilateral.

Kemlu Rusia: Bashar Al Assad Mundur Sebelum Tinggalkan Suriah

Rusia dan China siap menjajah Bulan.

Photo :
  • Futurism

Moskow dan Beijing sudah cukup lama menjalin kerja sama di bidang luar angkasa. Misalnya, mereka telah membentuk komisi bersama untuk navigasi satelit dan membuat kesepakatan tentang hak kekayaan intelektual dalam teknologi luar angkasa.

Pada 2019, kedua negara bahkan sepakat untuk mendirikan pusat data yang fokus pada eksplorasi Bulan dan Mars. Ini menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam proyek eksplorasi luar angkasa.

Di Juni 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang meratifikasi perjanjian dengan China mengenai pembangunan Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS).

Proyek ini tidak hanya melibatkan Rusia dan China, tetapi juga menarik minat banyak negara lain, seperti Azerbaijan, Belarus, Mesir, dan Turki.

Persaingan AS, China, dan Rusia di Bulan.

Photo :
  • Mining.com

Selain itu, pada Maret 2024, Kepala Roscosmos Yury Borisov mengungkapkan bahwa Rusia dan China sedang mempertimbangkan proyek ambisius untuk membangun stasiun tenaga nuklir di Bulan dalam dekade mendatang.

Stasiun ini nantinya akan digunakan untuk menghasilkan listrik bagi pemukiman manusia di Bulan. Proyek ini semakin menguatkan dugaan adanya "perlombaan luar angkasa" baru, di mana Rusia dan China berada di satu sisi, sementara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di sisi lain.

Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan antara AS dan kedua negara ini semakin meningkat. China, misalnya, disebut-sebut sedang mengembangkan kemampuan militer berbasis luar angkasanya dengan kecepatan yang sangat cepat.

Di sisi lain, AS telah bekerja sama dengan Kanada, Australia, dan Inggris dalam program bernama "Operation Olympic Defender" yang bertujuan untuk mengoptimalkan operasi luar angkasa.

Beberapa negara lain, seperti Jerman, Prancis, dan Selandia Baru, juga diundang untuk bergabung dalam program ini.

Dengan perkembangan ini, jelas bahwa kerja sama antara China dan Rusia bukan hanya soal eksplorasi damai di luar angkasa, tetapi juga potensi ancaman bagi dominasi AS di ruang angkasa. Persaingan ini kemungkinan akan terus meningkat di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya