Mengapa Kepercayaan Diri Bisa Hilang Saat Bermain Media Sosial? Ini Penjelasan Berdasarkan Psikologi dan Cara Atasinya
- shutterstock
Jakarta, VIVA – Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan modern, hampir setiap orang memiliki akses ke platform seperti Instagram, Facebook, TikTok, atau X (dikenal Twitter) yang digunakan untuk berbagai tujuan mulai dari bersosialisasi hingga membangun citra diri.
Namun, di balik manfaat yang ditawarkan, media sosial juga membawa dampak negatif yang sering kali tersembunyi. Salah satu dampak yang paling umum tetapi kurang disadari adalah pengaruhnya terhadap rasa percaya diri.
Paparan konten yang penuh dengan pencapaian, kebahagiaan, dan citra fisik ideal sering kali membuat individu secara tidak sadar membandingkan dirinya dengan orang lain.
Kondisi ini memicu rasa kurang puas terhadap diri sendiri, menurunkan kepercayaan diri, dan bahkan menimbulkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi seperti menonaktifkan akun penggunanya sendiri.
Para ahli psikologi mengungkap bahwa fenomena ini semakin diperparah oleh peran media sosial sebagai platform yang mendorong validasi eksternal melalui likes, komentar, atau pengakuan dari pengguna lain.
Berikut beberapa alasan mengapa media sosial dapat menurunkan rasa percaya diri:
1. Perbandingan Sosial yang Tidak Realistis
Dilansir dari Psychology Today, Media sosial sering menampilkan versi ideal dari kehidupan orang lain, yang dapat memicu perbandingan sosial.
Melihat pencapaian atau penampilan orang lain dapat membuat individu merasa kurang memadai, sehingga perbandingan sosial ini dapat menyebabkan individu merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri, yang berdampak negatif pada kepercayaan diri.
Menurut artikel dari Universitas Gadjah Mada (UGM), standar yang muncul dari media sosial sering kali menimbulkan tekanan pada remaja untuk menampilkan diri sesuai dengan apa yang mereka lihat, dan membuat mereka kehilangan kepercayaan diri jika tidak mampu memenuhi standar tersebut.
2. Citra Tubuh dan Penampilan
Unggahan yang menonjolkan penampilan fisik ideal dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap tubuh mereka sendiri.
Remaja yang sering mengakses media sosial lebih dari 2 jam per hari lebih berisiko mengalami gangguan psikologis, termasuk gangguan citra tubuh, yang dapat menurunkan rasa percaya diri seperti dikutip Alodokter.
Paparan terus-menerus terhadap konten semacam ini dapat membuat individu merasa tidak cukup baik, menurunkan kepercayaan diri mereka secara signifikan.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Wacana menemukan hubungan negatif yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan media sosial.
3. Validasi Eksternal dan Ketergantungan pada Pengakuan Online
Banyaknya Likes, komentar, dan pengakuan positif di media sosial dapat memberikan dorongan sementara pada kepercayaan diri.
Akan tetapi ketergantungan pada validasi eksternal ini dapat menjadi masalah ketika pengakuan tersebut tidak datang, mengakibatkan penurunan kepercayaan diri dan perasaan tidak berharga.
keterikatan pengguna secara terus-menerus pada media sosial dapat memicu krisis kepercayaan diri.
Dilansir Halodoc, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, yang mempengaruhi kesehatan mental.
Kecanduan ini dapat memicu sistem penghargaan otak untuk terus mencari kepuasan melalui interaksi online, yang pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan emosional dan menurunkan kepercayaan diri.
4. Fear of Missing Out (FOMO)
Fenomena FOMO, atau ketakutan akan ketinggalan, sering diperparah oleh media sosial. Melihat orang lain menikmati pengalaman tertentu dapat membuat individu merasa tertinggal, yang dapat menurunkan kepercayaan diri dan meningkatkan kecemasan.
Artikel di Alodokter menyebutkan bahwa media sosial dapat menyebabkan depresi dan kecemasan akibat perasaan tertinggal.
5. Cyberbullying dan Komentar Negatif
Media sosial dapat menjadi platform untuk bullying dan komentar negatif. Paparan terhadap kritik atau pelecehan online dapat merusak harga diri dan membuat individu merasa tidak aman, yang berdampak negatif pada kepercayaan diri.
Sebuah artikel di GoodStats menyebutkan bahwa kepercayaan diri yang menurun dan kecenderungan untuk membandingkan diri dengan standar di media sosial memberikan tekanan pada mental milenial dan Gen Z.
Cara Mengatasinya
Untuk mengatasi dampak negatif dari media sosial terhadap kepercayaan diri, menurut sebuah artikel di Psychology Today, langkah-langkah seperti berlatih mindfulness dan fokus pada pencapaian pribadi daripada membandingkan diri dengan orang lain, terbukti efektif dalam mengurangi dampak buruk media sosial terhadap rasa percaya diri.
Selain itu, membangun jaringan dukungan sosial di dunia nyata juga dapat menjadi cara ampuh untuk meningkatkan rasa percaya diri di tengah tekanan dunia digital.
Kemudian Penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Social and Clinical Psychology menunjukkan bahwa membatasi waktu penggunaan media sosial hingga maksimal 30 menit per hari dapat secara signifikan mengurangi perasaan kesepian dan kecemasan, serta membantu meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Dengan memahami dan mengelola cara kita berinteraksi di media sosial, kita dapat menjaga kepercayaan diri dan kesehatan mental di era digital ini.