Hacker 'WikiLeaks' Lumpuhkan Server PayPal

Poster serangan Payback Operation
Sumber :
  • Pandalabs

VIVAnews - Server situs layanan pembayaran online PayPal sempat lumpuh dan tidak bisa diakses setidaknya selama 1 jam 20 menit. Menurut situs TheNextWeb, kemungkinan besar ini disebabkan oleh serangan para peretas pendukung situs WikiLeaks.

Rupiah Tumbang ke Level Rp 15.884 per Dolar AS

Diperkirakan, tumbangnya server PayPal disebabkan oleh serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang dilancarkan oleh para pendukung WikiLeaks. 

Tumbangnya layanan PayPal menyusul situs MasterCard dan VISA yang sebelumnya juga sempat dilumpuhkan para peretas.

Ganjar Sebut Server Pemilu yang Buruk Jadi Bukti Laporan ke MK

Sejak beberapa hari lalu, para pendukung WikiLeaks memang telah mengincar PayPal karena penyedia layanan pembayaran online milik eBay itu membekukan secara permanen akun WikiLeaks beserta rekening sebesar 60 ribu Euro karena menganggap situs tersebut telah melanggar syarat penggunaan PayPal.

Belakangan, tekanan dari para pendukung WikiLeaks membuat PayPal berpikir ulang untuk membekukan sisa uang di rekening PayPal. Lewat postingan di blognya, PayPal berniat untuk melepas sisa rekening WikiLeaks di PayPal.

Menko Polhukam Sebut Data Pemilih di Sirekap Tetap Aman meski Server dari Luar Negeri

"Akun WikiLeaks akan tetap dilarang, namun PayPal akan melepas semua sisa dana yang ada di rekening WikiLeaks," kata PayPal. 

Menurut PayPal di blognya, keputusan mereka memang selalu akan dikaitkan dengan isu politik, hukum, dan debat tentang kebebasan berpendapat.

"Namun, tidak ada satupun dari faktor-faktor tadi mempengaruhi keputusan kami. Pertimbangan kami hanya apakah WikiLeaks berlawanan dengan peraturan dan kebijakan penggunaan kami," kata PayPal.

Tapi, kepada situs DailyMail, seorang pejabat PayPal mengakui bahwa salah satu sebab situsnya menghentikan layanannya kepada WikileLeaks adalah karena adanya tekanan dari Departemen Luar Negeri AS. 

"Deplu mengatakan kepada kami bahwa mereka melakukan berbagai aktivitas ilegal activities. Itu dilakukan langsung," kata Vice President PayPal Osama Bedier. Menurutnya, Deplu menyatakan WikiLeaks ilegal pada 27 November lalu.

Sementara, para hacker pendukung WikiLeaks yang menamakan diri mereka Anonymous, secara terbuka mengakui serangan DDoS yang mereka lancarkan kepada beberapa 'musuh' WikiLeaks. 

"Selama ini kami tidak banyak berafiliasi dengan  WikiLeaks, namun kini kami berjuang untuk tujuan yang sama. Kami menginginkan transparansi dan melawan penyensoran. Oleh karenanya kami ingin meningkatkan kesadaran kepada semua orang untuk menyerang pihak-pihak yang melawan kebebasan dan demokrasi," kata Anonymous di situs mereka.

"Kami akan menemukan dan menyerang siapapun yang berdiri menentang WikiLeaks dan kami akan mendukung WikiLeaks untuk memenuhi apapun yang mereka butuhkan."  (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya