- kuleuven.be
VIVAnews - Keberadaan media sosial saat ini ternyata dianggap sebagai sebuah kebutuhan, dan bukan sekedar pengisi waktu luang semata. Berdasarkan survei yang dilakukan Cisco, media sosial juga menjadi pertimbangan bagi generasi muda dalam menerima atau menolak pekerjaan.
Dari 2.800 mahasiswa dan profesional muda yang disurvei, sekitar 66 persen atau dua pertiga akan bertanya mengenai kebijakan apakah boleh menggunakan media sosial di perusahaan, saat proses interview berlangsung.
Kemudian, sebanyak 56 persen menjawab tidak akan menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan yang memblokir media sosial. Dari 56 persen tersebut, sepertiganya beralasan kebebasan, termasuk bebas mengakses media sosial lebih penting dari gaji.
Kemudian, 41 persen responden menjawab perusahaan mereka menggunakan kebijakan media sosial dan boleh menggunakan perangkat kerja secara fleksibel sebagai daya tarik untuk merekrut karyawan.
Lalu, hampir sepertiga menjawab kenyamanan dan kebiasaan karyawan dalam menggunakan media sosial menjadi alasan mereka direkrut oleh suatu perusahaan.
Selain itu, 68 persen responden karyawan menjawab, perangkat yang disediakan oleh perusahaan bisa digunakan untuk mengakses jejaring sosial dan penggunaan yang bersifat pribadi. Sekitar 71 persen responden mahasiswa menjawab hal yang sama.
Dalam kesimpulannya, Cisco menjelaskan, mayoritas mahasiswa dan profesional muda sangat menghargai nilai kebebasan dalam mengakses media sosial. Tak hanya itu, kebebasan dalam menggunakan perangkat dalam bekerja juga menjadi pilihan mereka, yang dianggap lebih penting dari gaji.
Hmm.. Tentu ini akan menjadi pertimbangan baru bagi perusahaan, di era yang disebut Steve Jobs sebagai era post-PC. Bagaimana dengan kebijakan di perusahaan Anda? (Mashable | umi)
Sekjen PKS Bakal Sambangi Markas Nasdem Sore Ini, Mau Apa?
Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengaku akan mendatangi Nasdem Tower, Rabu sore ini.
