KPI Minta Wewenang Cabut Izin Penyiaran, Ini Kata Menkominfo

Politikus senior PKS Tifatul Sembiring.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVAnews
Produk Lokal Mendunia! Bea Cukai Yogyakarta Bantu Ekspor Pakaian Jadi ke Jerman
- Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, angkat bicara terkait permintaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar bisa memiliki kewenangan mencabut izin penyiaran.

DPD RI Desak Pemerintah Kaji Ulang Tapera, Tawarkan Beberapa Opsi

Menurut Tifatul, pihaknya masih harus mempertimbangkan hal itu. KPI, kata dia, sudah mempunyai wewenang untuk memberi teguran kepada media yang melanggar aturan.
Tingkatkan Kualitas SDM, Monash University Berikan Program Khusus bagi Mahasiswa S1


"Ya, KPI barang kali teguran, akan kita periksa lagi. Lisensi dan frekuensi sebuah stasiun TV itu bisa dicabut kalau langgar undang-undang," ujar Tifatul di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2014.

Terkait moratorium iklan kampanye maupun iklan politik di media massa, Tifatu menyatakan bahwa KPI dan KPU harus membuat aturan yang jelas. "Itu KPU dan KPI yang buat standarnya, bukan kami. Kami kan infrastrulktur dan frekuensi," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua KPI, Judhariksawan mengatakan bahwa moratorium iklan kampanye maupun iklan politik di media massa dilakukan karena sulitnya membatasi iklan-iklan politik saat ini.

Berdasarkan aturan, kampanye melalui lembaga penyiaran dan rapat terbuka baru bisa dilakukan 21 hari sebelum masa kampanye yaitu 16 Maret-5 April 2014.

"Tapi ada celah hukum yang diakibatkan definisi kampanye yang dipersepsikan seluruh pihak bahwa definisi kampanye bersifat akumulasi yang terdiri dari tiga unsur yakni kegiatan parpol, bersifat mengajak pemilih, dan visi, misi, dan program," ujarnya.

Ke depan, kata dia, KPI meminta agar diberikan kewenangan pencabutan ijin penyiaran. KPI mengimbau pemilik lembaga penyiaran yang berafiliasi dengan parpol untuk bisa menempatkan diri.
Sutradara, Rudi Soedjarwo

Rudi Soedjarwo Ungkap Alasan Hadirnya Film Saat Menghadap Tuhan

Kehadiran film ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru serta menjadi refleksi bagi masyarakat dalam menangani berbagai isu sosial yang ada.

img_title
VIVA.co.id
30 Mei 2024