Awas, Peretas Manfaatkan Tragedi Charlie Hebdo

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • iStock

VIVAcoid - Tragedi penembakan kantor majalah Charlie Hebdo telah menjadi keprihatinan bagi masyarakat luas, mulai dari pemimpin dunia, pegiat demokrasi hingga pelaku berita.

Namun, tidak bagi para penjahat siber. Mereka justru ingin menunggangi dan menuai keberkahan dari tragedi yang menewaskan 12 orang tersebut.

Melansir Forbes, Jumat 16 Januari 2015, pakar perusahaan keamanan Blue Coat, mengatakan sejak munculkan viral #JeSuisCharlie, organisasi malware memanfaatkan momentum itu untuk menyebarkan malware atau program komputer jahat.

Dalam sebuah blog di perusahaan keamanan itu, pakar perusahaan berhasil menemukan satu gejala malware yang disebut DarkComet RAT. Program jahat ini mengambil keuntungan dari viral dan simpati atas insiden tersebut.

CEO Apple Beri Jalan Mulus untuk Aplikasi Je Suis Charlie

"Organiasi malware ini bisa sangat cepat. Infrastruktur mereka telah dibangun sangat dinamis. orang-orang ini pasti predator," sebut Kepala Strategi Keamanan perusahaan, Hugh Thompson.

Salah satu contohnya, yakni organisasi peretas penyebarkan malware melalui pancingan dalam sebuah unggahan foto bayi baru lahir dengan gelang penanda bertuliskan 'Je suis Charlie'.

Kelompok peretas berharap penggguna internet akan mengklik foto tersebut. Begitu pengguna mengunduh foto itu, maka sebenarnya mereka telah terperangkap dan mengunduh program yang memungkinkan peretas bisa mengontrol perangkat dari jarak jauh, mengirim spam, mendistribusikan malware dan melakukan serangan yang ditargetkan.

Thompson membandingkan modus organisasi malware itu dengan ojek payung yang memanfaatkan momentum cuaca. Dengan momentum seperti itu, modus mereka tak begitu diketahui.

Dia melihat modus penyebaran malware ini dianggap efektif, sebab peretas tak perlu mengirim pesan ancaman secara jelas kepada targetnya. Cukup mengunggahi dan menyusup dalam momentum saja.

Sebelumnya, modus penyebaran malware ini sudah merebak. Saat gempa Haiti terjadi beberapa waktu lalu, peretas memanfaatkan dengan donasi tautan palsu yang akan di salurkan ke Palang Maerah Internasional. Begitu juga, dengan donasi yang terjadi sejak merebaknya virus Ebola.

Menyusul temuan malware DarkComet, perusahaan keamanan itu telah melaporkan ke ototitas Prancis.

Memang sejak tragedi Charlie itu, serangan siber makin tumbuh dalam sepekan terakhir. Kemarin, Kepala Militer Prancis Adm. Amaud Coustilliere mengungkapkan, negeri mode itu mendapat 19 ribu serangan siber sejakĀ  7 Januari lalu.

Kabar Gembira Ini untuk Penggemar BTS dan Kopi

Meski sebagian serangan adalah kategori kecil, tetapi dia mengatakan kejadian itu merupakan serangan besar pertama kali yang menimpa Prancis.


Baca Juga:

Pembunuhan Sadis, Wanita di Medan Tewas Ditangan Kekasihnya

(asp)

Warga antri membeli majalah edisi khusus Charlie Hebdo

Pengamat: Provokasi Charlie Hebdo Bisa Sampai RI

Menurutnya, mulai muncul aksi dukungan terhadap penyerang Charlie.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2015