- www.dailymail.co.uk/University of Surrey
VIVA.co.id - Jarang memegang ponsel pintar pada era saat ini barangkali dianggap kurang gaul. Tapi melalui aktivitas sehari-hari tanpa perangkat pintar itu justru menyehatkan.
Sebab temuan peneliti bakteri di Universitas Surrey, Inggris menemukan, ponsel pintar merupakan tempat bertumbuhnya bakteri.
Melansir Daily Mail, Jumat 16 Januari 2015, dalam penelitian, mahasiwa universitas tersebut meletakkan ponsel pintar dalam sebuah cawan yang diatur sebagai media pertumbuhan bakteri.
Ponsel ditinggal dalam cawan tersebut. Tiga hari kemudian, ditemukan jejak bakteri dalam cawan tersebut.
Bakteri yang ditemukan adala bakteri Staphylococcus aureus, yang menyebabkan infeksi keracunan makanan, impetigo (lepuhan kecil bersisi nana) dan septikemia (bakteri dalam darah).
Disebutkan bakteri ini muncul dari lubang hidung pengguna dan kulit pengguna yang dekat dengan kontak dengan ponsel.
"Ceruk ekologi pada tubuh Staphylococcus aureus adalah lubang hidung, sehingga bakteri ini memilih sembunyi dari hidung, dan setelah itu mebawa patogen pada ponsel pintar Anda," jelas Dr Simon Park, praktisi Bakteri Biomedik.
Bakteri Staphylococcus aureus
Selain bakteri tersebut, studi juga menemukan terdapat bakteri Bacillus mycoides. Bakteri terakhir ini biasanya ditemukan dalam tanah, dan hadir di ponsel melalui kontak tangan pengguna yang menyentuh tanah.
Bakteri mycoides biasanya ditemukan pada pestisida umum dan digunakan untuk mengambat pertumbuhan bakteri berbahaya dan jamur di tanah.
Jadi pengguan diingatkan atas potensi bakteri tersebut. Apalagi, catatan menunjukkan perangkat ponsel dan sabak 18 kali lebih berpotensi membawa kuman berbahaya dibandingkan pembilas pada toilet pria.
Analisis studi lain juga menemukan hampir serempat handset sangat kotor dan dapat menerima bakteri hampir sepuluh kali lipat.
Baca juga:
Kuartal II 2016, Penjualan Ponsel Hanya Naik 1 Persen
Oppo di posisi empat, Xiaomi merangsek masuk kembali
