VIVA.co.id - PT Telkom Region IV Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta menawarkan kepada pemerintah provinsi untuk berkolaborasi memberikan layanan internet di seluruh pelosok daerah. Satu di antara fungsinya adalah menghasilkan model e-Blusukan melalui internet desa.
Hal itu dikatakan Executive General Manager PT Telkom Regional IV Jateng-DIY, Rasyidul Umam Aly di sela-sela peluncuran Desa Cyber di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung, Kamis 22 Januari 2015.
Dikatakan Umam, di Jawa Tengah ada 877 desa di 35 kabupaten kota Jawa Tengah. Telkom bahkan menawarkan kepada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo untuk kolaborasi memenuhi layanan Desa Cyber di seluruh daerah.
"Kita punya design untuk hal itu. Maka sangat memungkinkan nantinya pihak desa bisa video call conference sederhana bersama Bupati maupun Gubernur, " ujar dia.
Konsep tersebut, kata dia, untuk mendukung gerakan melek internet bagi masyarakat luas. Tak hanya masayarakat perkotaan tapi hingga pelosok desa. Seperti yang dilakukan Telkom di wilayah pelosok pegunungan di Kabupaten Temanggung.
"Kita siapkan akses e-Blusukan, itu konsep yang dikatakan Pak Jokowi. Saat ini kita sudah pasang fiber sampai 100 megabyte," kata dia.
Model e-Blusukan itu menggunakan radio IT dengan kecapatan 40 megabyte. Alat itu bahkan sudah tidak menggunakan kabel jaringan berbahan tembaga seperti sebelumnya. Namun menggunakan jaringan serat yang lebih efektif dan efisien.
"Ini akan jadi cyber pertama di Jawa Tengah."
Saat ini, Telkom juga telah mengembangkan gerakan serupa di wilayah perkampungan nelayan di Demak, Jawa Tengah. Aplikasi internet ini dilakukan memberikan informasi mudah untuk para nelayan tentang hal-hal yang diperlukan dalam pekerjaannya.
"Teknis di sana, kita ada TV besar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Alat itu memunculkan harga ikan dunia. Sehingga, nelayan bisa tahu perkembangan harga untuk membantu ekonomi mereka, " tutur Umam.
Selain di Demak, Umam mengklaim, Telkom juga telah memberikan akses internet cepat di Pulau Karimunjawa yang merupakan destinasi unggulan Jateng. Di sana, akses menggunakan radio IT itu bahkan setara dengan kecepatan internet di negara besar.
"Dari rumah ke rumah sudah 10 megabyte, sudah sama dengan Perancis dan Jepang. Kita tidak akan lagi mengembangkan kabel tembaga. Kita ganti fiber terbaru yang bertahan sampai 30 tahun mendatang, " ujar dia.
Baca juga:
Pengembangan Organisasi di Masa Pandemi: BRI Jalankan BRIVolution 2.0
Manfaatkan momentum pandemi sebagai stimulus terjadinya pengembangan organisasi, BRI dorong implementasi BRIVolution 2.0
