- iStock
Perilaku ini ternyata berisiko menumbuhkan keriput kulit pada penggunanya.
Dilansir dari Harpersbazaar, Senin, 16 Maret 2015, problem keriput utamanya akan muncul pada leher pengguna. Risiko ini kerap disebut 'tech neck'.
Menurut ahli bedah kulit, istilah itu menunjukkan fenomena kulit leher yang melipat terus menerus saat pengguna menatap layar perangkat. Biasanya pengguna menurunkan leher hingga 45 derajat untuk menatap layar perangkat mereka.
"Kulit leher sangat tipis maka rentan terhadap kerutan. Karena lapisan dermis sangat tipis," jelas Dendy E. Engelman, Direktur Bedah Kulit dan Pengobatan Laser, Metropolitan Hospital, New York, AS.
Laman Telegraph juga menyebutkan aktivitas menatap layar ponsel dan tablet dengan leher membungkuk berisiko mengkerutkan kulit leher dan mengarahkan pada penuaan dini.
"Masalah keriput dan kendur dari rahang dan leher akan dimulai pada akhir usia pertengahan namun, dalam 10 tahun terakhir, karena 'tech-neck', itu telah menjadi masalah bagi generasi perempuan muda," kata Konsultan Dermatologi dari London Clinic, Christopher Rowland Payne,
Menurut Payne, saat ini fenomena tech neck kebanyakan ditemukan pada orang dengan usia 18 hingga 39 tahun. Mereka disebutkan rata-rata menatap tiga perangkat digital hingga 150 kali dalam sehari. Aktivitas ini tentunya dilihat berpotensi pada hilangnya elastisitas kulit.
Sementara Engelman menambahkan, operasi laser atau krim pencegah keriput pada kulit leher tak akan banyak membantu pencegahan tech neck.
Engelman menyarankan agar pengguna mengubah posisi dalam menggunakan latop atau ponsel mereka.
"Posisikan laptop atau ponsel dengan cara yang memungkinkan leher Anda dalam posisi netral," kata Engelman.
Ia meminta pada pengguna membawa ponsel pintar ke arah wajah pengguna, bukan memaksakan leher bergerak ke bawah.
"Tak ada latihan bagus untuk mencegah kerutan pada daerah ini, karena ini sering meregangkan kulit. Jadi Anda harus fokus membatasi rentang gerak (leher)," kata dia. (ren)
