Pasar Cloud RI Bergairah, Biznet Bentuk Usaha Patungan

(IaaS), yang mana dirancang khusus untuk pasar Indonesia.

Keberadaan solusi dari Biznet GIO Nusantara ini, karena pasar pengguna komputasi awan di Indonesia akan semakin marak di masa mendatang. Hingga saat ini, penerapannya masih belum berjalan lancar, sebab masih terkendala dalam ketersediaan layanan komputasi awan yang cerdas, serta kesiapan infrastrukturnya.

Berdasarkan riset dari International Data Corporation (IDC), memperkirakan nilai total pasar komputasi awan di Indonesia akan mencapai angka US$230 juta pada akhir 2015. Angka tersebut, akan terus meningkat hingga US$378 juta pada 2017. Menurut firma riset tersebut, rata-rata pertumbuhan pasar komputasi awan ini berkisar 22-36 persen per tahun.

"Para pelaku TI (teknologi informasi) kini dihadapkan pada tantangan pengelolaan kebutuhan komputasi di unit-unit bisnisnya yang kian bertambah, begitu juga dengan pengelolaan biayanya. Kami percaya bahwa Biznet GIO mampu menjadi solusinya," ujar Andre Jenie, Wakil Presiden Divisi Penjualan & Operasional Biznet GIO Nusantara di Jakarta, Selasa malam, 26 Mei 2015.

Untuk memenuhi ekspektasi pasar, perusahaan patungan ini akan menggabungkan beberapa keunggulan, mulai dari jaringan, pusat data, dan infrastruktur.

"Dengan kombinasi infrastruktur berkualitas terbaik milik Biznet, serta teknologi dari

dari IIJ. Biznet GIO cloud menghadirkan layanan-layanan komputasi awan yang paling dapat diandalkan dan, dengan biaya terendah untuk memenuhi kebutuhan konsumen," klaim Andre.

Diketahui, Biznet GIO ini menyediakan dua layanan komputasi awan IaaS, yakni GIO Cloud untuk komputasi awan elastis, serta GIO Enterprise untuk komputasi awan privat dengan manajemen tingkat tinggi pada perusahaan dengan skala yang lebih besar.

Dalam usaha komputasi awan tersebut, Biznet GIO akan memberikan tarif layanan berdasarkan penggunaan per jam, yang tersedia mulai harga Rp132 ribu untuk per bulannya pada satu mesin virtual.

Dalam usaha patungan membentuk Biznet GIO Nusantara ini, baik Biznet dan IIJ mengeluarkan anggaran sebesar US$6 juta, yang mana kepemilikannya 60 persen dipegang oleh Biznet dan sisanya oleh IIJ. (asp)