Pornografi Internet diblokir di Afghanistan

VIVAnews - Pemblokiran hampir selalu dimulai dengan pornografi. Dan alasan itulah yang akan digunakan oleh pemerintah Afghanistan untuk melakukan filterisasi penggunaan Internet.

Dengan hadirnya kabel serat optik pertama yang menghubungkan Afghanistan dengan Tajikistan, kementerian komunikasi dan informasi negeri tersebut sedang mempertimbangkan limitasi akses internet. Menurut pejabat yang berwenang “lingkungan internet yang bebas” disalah gunakan oleh banyak orang, terutama generasi muda.

“Kami akan membuat limitasi, khussunya pada konten pornografi karena itu tidak cocok dengan nilai-nilai islami,” kata Abdul Hadi, juru bicara kementerian komunikasi seperti VIVAnews kutip dari Inquirer, 6 Juni 2009. “Di langkah berikutnya, kami berharap bisa juga membatasi situs-situs yang menyediakan informasi buruk, khususnya yang dapat menjerumuskan anak-anak kami,” ucapnya.

Akses internet di Afghanistan sendiri baru hadir di akhir 2001, setelah berakhirnya era totalitarian dari Taliban.

Menurut sejumlah laporan, saat ini Afghanistan memiliki 20 Internet Service Provider dengan sekitar 600 ribu pelanggan dari total populasi sekitar 30 juta penduduk yang sebagian besarnya buta huruf.

Di sana, tarif internet juga cukup tinggi, yakni sekitar 4.000 dolar AS per 1 gigabyte. Meski begitu, sistem kabel optik yang hadir awal bulan ini diharapkan dapat membuat akses internet jadi lebih terjangkau dan meluas. Targetnya, harganya akan turun menjadi 400 dolar AS per gigabyte.

Final Thomas Cup Membara! China Gandakan Kedudukan Atas Indonesia Usai Fajar/Rian Tumbang
Bank Mandiri mengimbau nasabahnya hati-hati modus penipuan

Bank Mandiri Himbau Nasabah untuk Hati-Hati pada Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri mengimbau kepada para nasabah untuk berhati-hati dengan kejahatan pembobolan rekening dengan modus penipuan berkedok undian berhadiah.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024