Rupiah Loyo, Blibli: Bagai Buah Simalakama

Ilustrasi bisnis online.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Melemahnya terhadap dolar AS mempengaruhi berbagai sektor, termasuk industri e-commerce di Indonesia. Dengan kurs rupiah mencapai Rp14 ribu per dolar AS, sektor e-commerce harus mencoba bertahan.

Seperti yang dirasakan oleh situs belanja online,

"Pedagang pastinya tidak mau rugi. Modalnya dengan membeli Rp12,5 ribu sekarang menjadi Rp14 ribu," ujar Kusumo ditemui di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2015.

Hal itu akan dilakukan oleh beberapa partner merchant yang tergabung di situs Blibli. Namun, Kusumo mengungkapkan perusahannya mencoba menahan partnernya itu untuk menaikan harga produk-produk. Sebab, bila dinaikkan maka akan mempengaruhi terhadap pembelian.

"Ada beberapa partner kami yang sudah ancang-ancang harus naikkan harga beberapa produknya. Kami (Blibli) bilang untuk tahan dulu. Mendingan mana, ditahan dulu atau dinaikkan tapi sedikit yang beli. Situasi ini bagai buah simalakama," kata dia.

Ia menyakini bahwa industri e-commerce di Indonesia akan semakin tumbuh. Sebab, ia melihat jumlah penduduk Tanah Air yang mencapai 260 juta, namun baru sekitar 70 juta yang menggunakan internet.

"Kalau transaksi ketemuan itu menurut kami bukan e-commerce. Jadi, dari 70 pengguna internet, mungkin di Indonesia baru 10 persen yang melakukan transaksi online. Kalau digarap akan berpotensi berkembang terus," kata dia.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016