Setahun, Dicoding Pikat 9300 Pengembang Aplikasi

Tampilan situs Dicoding
Sumber :
  • Vivanews/Agus

VIVA.co.id - Tepat satu tahun sejak peluncurannya, platform pengembang aplikasi Dicoding telah memikat lebih dari 9300 pengembang (developer) dari 95 kota di seluruh Indonesia.

Dicoding juga mencatat 3100 pengembang aplikasi lintas platform yang telah mendaftar untuk mengikuti berbagai kegiatan offline yang diselenggarakan Dicoding. Dari tangan dan ide pengembang tersebut telah lahir lebih dari 1350 aplikasi dari tantangan yang ditawarkan melalui platform Dicoding.

Dicoding resmi diluncurkan 5 Januari 2015 untuk menjembatani pengembang dengan kebutuhan dan permintaan pasar yang semakin kompetitif. Melalui ketiga pilarnya, yakni developer, challenge, dan academy, Dicoding ingin mewujudkan misinya menumbuhkembangkan ekosistem informasi teknologi (IT) di Indonesia.

“Kami hadir untuk memotivasi, mendukung, dan meningkatkan kemampuan para developer Indonesia menciptakan produk teknologi unggul yang mampu menjadi karya-karya terbaik,” ujar co-founder Dicoding, Narenda Wicaksono dalam keterangan tertulisnya, Kamis 7 Januari 2016.

Melalui platform tawaran tantangan (challenge), Dicoding telah mendorong lahirnya lebih dari 1350 aplikasi yang meliputi aplikasi mobile, web, dan IoT (Internet of Things) dengan jumlah unduhan yang mencapai lebih dari 36 juta kali.

Para pengembang yang berhasil menyelesaikan tantangan pun akan mendapat imbalan berupa poin yang kemudian dapat ditukar dengan reward menarik, seperti smartphone, laptop, dan beragam hadiah lainnya. Total jumlah poin yang telah diraih para pengembang hingga saat ini mencapai lebih dari 600 ribu poin.

Hal ini menunjukkan keunggulan kualitas pengembang di Indonesia yang berdaya saing tinggi. Selain pengembang profesional, juga terdapat banyak pengembang pemula yang bergabung di Dicoding.

Petelur.ID, Aplikasi untuk Peternak Kelas Bawah

Melihat kenyataan itu, maka Dicoding meluncurkan Dicoding Academy pada Agustus 2015. Pengembang dapat langsung mendaftar untuk mengikuti kelas yang ditawarkan.

Ketika berhasil menyelesaikan satu kelas, maka pengembang juga akan diberi penghargaan berupa bonus poin. Kini tercatat lebih dari 300 pengembang yang telah mengikuti beragam kelas dan menyelesaikan lebih dari 900 submission code di Dicoding Academy.

“Dicoding merupakan platform yang baik untuk menjadi sarana pengembangan diri para pelaku industri kreatif, khususnya para developer mobile, secara kompetitif dan menarik,” ujar Gathot Fajar, CEO Creacle Studio.

Ia berharap platform tersebut dapat terus berkembang dan turut membentuk ekosistem industri yang sehat dan berkualitas.

Dilatarbelakangi keprihatinan terhadap banyaknya lulusan program studi Ilmu Komputer dan Informatika yang memilih untuk tidak meneruskan karir sebagai pengembang software, Narenda melihat adanya kebutuhan untuk memudahkan para aktor dalam industri IT menemukan pengembang aplikasi yang handal melalui penawaran tantangan (challenge) dan penyelenggaraan kelas (academy) yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Dicoding adalah sebuah platform yang sangat memudahkan kami mengembangkan ekosistem developer sekaligus menjangkau developer terbaik di Indonesia secara lebih efektif dan efisien,” ungkap Firstman Marpaung, Developer Relations Intel Indonesia.

Tidak butuh proses registrasi yang rumit untuk bergabung dengan Dicoding. pengembang dapat langsung mendaftarkan diri melalui www.dicoding.com untuk mulai belajar dan mengasah kemampuan pemrograman, mengikuti beragam tantangan, meraih poin, dan merebut berbagai hadiah menarik di Dicoding.

Bukti Menggiurkannya Bisnis Aplikasi Mobile di Indonesia
CEO Apple, Tim Cook

Apple Serahkan US$50 Miliar ke Pengembang Aplikasi

Apple juga baru saja mencapai penjualan satu miliar iPhone.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016