Terungkap, Pesan WhatsApp Bisa Dibobol

WhatsApp.
Sumber :
  • http://support.pandasecurity.com/

VIVA.co.id – Peneliti keamanan University of California, Berkeley, Amerika Serikat menemukan celah keamanan dalam WhatsApp. Dengan memanfaatkan celah tersebut, maka WhatsApp bisa mencegat dan pesan pengguna bisa dibobol. 

Kepada Pengguna WhatsApp, Update Aplikasinya dan Hindari Hal Ini

Dikutip dari The Guardian, Sabtu, 14 Januari 2017, peneliti yang menemukan celah keamanan tersebut yaitu Tobias Boelter. Dia mengatakan, dengan adanya celah keamanan tersebut, maka jika WhatsApp diminta badan pemerintah untuk membuka rekaman pesan, maka aplikasi milik Facebook itu bisa dengan efektif memberikan akses. 

"Karena ada perubahan dalam kunci keamanan," ujar dia. 

WhatsApp Bikin Fitur Baru, Jika Ogah Masuk Grup Pakai Cara ini

WhatsApp memang telah menjamin pesan pengguna tidak akan bisa dibaca oleh pihak siapa pun. Sebab, WhatsApp telah mengenkripsi end to end layanan mereka. Dalam keterangannya, WhatsApp mengatakan pengguna lain sampai badan pemerintah tidak akan bisa membaca pesan pada layanan tersebut. 

Dalam laporannya, Boelter mengatakan enkripsi WhatsApp tergantung pada generasi kunci keamanan unik yang dikembangkan Open Whisper Systems. 

Bahaya, Perusahaan Israel Ini Bobol WhatsApp Jurnalis Seluruh Dunia

Salah satu yang telah memakai kode enkripsi Open Whisper Systems yaitu aplikasi Signal. Aplikasi ini direkomendasikan oleh mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS atau NSA, Edward Snowden. 

Persoalannya, WhatsApp disebutkan punya kemampuan menghasilkan kunci enkripsi baru untuk pengguna yang offline. Sementara pengirim dan penerima pesan WhatsApp tidak menyadari perubahan kunci enkripsi itu.

Dengan adanya perubahan enkripsi maka, saat pengirim mengirimkan pesan kembali ke pengguna lainnya, maka pengguna menggunakan kode enkripsi baru, sehingga WhatsApp bisa mencegat dan membaca pesan pengguna. 

Menanggapi kabar tersebut, juru bicara WhatsApp yang dihubungi laman Ghack mengatakan, klaim yang dilaporkan dalam The Guardian adalah palsu. Dalam penjelasannya, WhatsApp menegaskan tidak akan memberikan 'pintu belakang' kepada pemerintah dalam sistem mereka. 

"Kami juga akan melawan tiap permintaan pemerintah yang ingin menciptakan 'pintu belakang," tegas WhatsApp. 

Jubir tersebut menjelaskan referensi yang dilaporkan The Guardian sebenarnya bukan WhatsApp mencegat pesan pengguna. 

"Tapi itu merupakan cara WhatsApp untuk mencegah jutaan pesan hilang dan mereka menawarkan pemberitahuan keamanan mengingat potensi risiko keamanan," katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya