Pentingnya Sistem Keamanan Social Commerce

Xfas merupakan sebuah solusi pembayaran di social commerce
Sumber :
  • Viva.co.id/Afra Augesty

VIVA.co.id – Praktik jual beli barang dan jasa melalui situs-situs social commerce semakin banyak. Ini juga berarti semakin besar kemungkinan praktik penjualan barang dan jasa 'abal-abal' yang kerap merugikan konsumen.

Integrasi Tiktok Shop dan Tokopedia, DPR: Harus Bantu UMKM Adaptasi dengan Teknologi

Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan niat Faspay untuk berinovasi dalam menciptakan sistem pembayaran online baru.

Vice President Business Development Faspay, Eddy Tju, mengatakan, social commerce yang dibuatnya melakukan langkah-langkah ketat kepada para penjual yang hendak mengiklankan produknya. Di Xfas, pihaknya menerapkan verifikasi data penjual, sehingga konsumen dapat mengetahui mana penjual asli dan palsu.

Sambut Mudik Lebaran, Perusahaan Ban Ini Rambah Dunia eCommerce

"Kalau sistem pembayaran yang aman itu sesuatu yang wajib, ya. Bukan sebuah opsi,” kata dia saat berbincang dengan VIVA.co.id di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu 26 April 2017.

“Kami selalu mencocokkan dengan peraturan keamanan standar industri. Contohnya kami merujuk ke PCI DSS. Kemudian juga benchmarking ke security license ISO 27001," tuturnya.

Shopee Luncurkan Program Baru, Garansi Tepat Waktu

Dengan menerapkan Payment Card Industry-Data Security Standard atau PCI-DSS, kata Eddy, Xfas sudah aman untuk diakses dalam bertransaksi, khususnya bagi pelaku online shop atau individual. Konsumen pun dapat mengetahui bahwa penjual tersebut adalah penyedia barang atau jasa tersebut yang benar adanya.

"Kami ada proses verifikasi dan pemberlakuan sistem tearing. Jadi kalau saya sebagai penjual, baru masuk, baru mendaftar, saya akan mulai dengan tearing yang paling rendah,” kata dia. 

Dalam artian itu adalah tearing paling santai. “Dia nggak perlu submit apa-apa, kecuali nomor headphone. Nomor itu kami verifikasi agar tahu valid atau nggak," tuturnya.

Kemudian, dia menjelaskan, secara bertahap dinaikkan kelas mereka. Dilihat histori transaksinya. Apabila melakukan transaksi yang aktif dan tercatat lebih dari satu juta, akan dimintakan dokumen tambahan seperti KTP dan NPWP.

“Kalau jumlah transaksi dia semakin besar, semakin banyak pula dokumen yang kami minta," ujar Eddy.

Xfas merupakan sebuah solusi social commerce hasil kolaborasi dari payment gateway provider lokal, Faspay, dan perusahaan financial technology Xfers dari Singapura. Xfas menyediakan layanan keuangan menggunakan teknologi kekinian bagi para pelaku bisnis online, terutama yang bergerak dalam skala kecil dan menengah.

"Kami masih melihat banyak yang mau jual barang, terus diunggah ke social media mereka, dan banyak percakapan panjang soal detail barang serta cara bayarnya. Jadi kami pengin bantu untuk mengelola data barang masuk dan keluar, pengintegrasian sistem dan manajemen inventori," kata Eddy. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya